Jumat 03 Jun 2016 09:35 WIB

Kepala BPTJ Gemas dengan Supir Bus, Kenapa?

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Achmad Syalaby
 Seorang supir bus tidur terlelap di depan busnya di Terminal Bus Kota Tua, Jakarta Barat, Selasa (9/9).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Seorang supir bus tidur terlelap di depan busnya di Terminal Bus Kota Tua, Jakarta Barat, Selasa (9/9). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Elly Adriani Sinaga mengaku heran dengan kondisi terminal di Jabodetabek. Salah satu yang menjadi catatannya ialah tidak adanya ruang khusus istirahat bagi pengemudi.

"Nomor satu, gemasnya (dengan) si awak kendaraan. Si supir, baru datang, enggak ada istirahat, main gaple di tanah. Enggak lama sekitar 30 menit kemudian, dia jalan (membawa penumpang)," ujarnya menceritakan hasil kunjungannya ke sebuah terminal di Jabodetabek, saat jumpa pers di ujarnya di Kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (2/6).

Sorotan tajam juga ia arahkan pada kondisi kendaraan. Dia bahkan menilai masih banyak kendaraan yang tidak laik jalan. Di beberapa tempat, Elly menemukan kendaraan yang tidak ada rem tangannya. Alasan ini juga yang membuat dia sependapat jika terminal-terminal sebaiknya dikelola oleh pemerintah pusat."Memang bukan hal yang baru, mungkin pemikiran ke (pemerintah) pusat biar dikelola agar bagus," ungkapnya.

Elly menilai terminal-terminal lama selama ini tidak menunjukkan kinerja yang baik, justru malah mengalami penurunan kualitas. Ia juga berharap, Terminal Pulogebang sudah bisa dioperasikan pada musim lebaran 2016. Meski mengaku Terminal Pulogebang berbeda dan lebih modern, namun ia menyayangkan banyaknya loket tiket yang disediakan. 

Di era teknologi seperti saat ini, Elly memandang pengelolaan terminal bisa memanfaatkan layanan teknologi untuk pemesanan tiket."Loketnya banyak sekali, ada 30 loket di Pulogebang, kayaknya sudah enggak jaman. Ngapain beli tiket, online saja," katanya menambahkan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement