Jumat 03 Jun 2016 15:10 WIB

Dukung Kemenperin Tumbuhkan Konsumsi Cokelat di Indonesia, GarudaFood Kenalkan Chocolatos Choco Drink

Dukung Kemenperin Tumbuhkan Konsumsi Cokelat di Indonesia, GarudaFood Kenalkan Chocolatos Choco Drink.
Foto: Dok: GarudaFood
Dukung Kemenperin Tumbuhkan Konsumsi Cokelat di Indonesia, GarudaFood Kenalkan Chocolatos Choco Drink.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengatakan sampai saat ini Indonesia masih menjadi produsen biji kakao terbesar ketiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.

Hal itu ditunjukan dengan produksi biji kakao pada tahun 2014 mencapai sebesar 370 ribu ton menurut data yang dikeluarkan International Cocoa Organization (ICCO).

"Konsumsi cokelat Indonesia pada tahun 2012 baru sebesar 0,2 kg/kapita/tahun meningkat menjadi 0,5 kg/kapita/tahun pada tahun 2014 dan diharapkan pada akhir tahun menjadi sebesar 0,6 kg/kapita/tahun," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id Jumat (3/6).

Mendukung hal tersebut, GarudaFood Group berpartisipasi mengikuti pameran produk makanan dan minuman yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian awal pekan lalu.

Selain bertujuan meningkatkan daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar internasional, GarudaFood dengan produk berbahan dasar cokelat meluncukan Chocolatos Choco Drink mengajak masyarakat untuk mengonsumsi cokelat.

Dian Astriana selaku Head of Corporate Communications GarudaFood Group mengatakan Indonesia merupakan negara dengan preferensi rasa coklat yang dominan. Sebanyak 85 persen produk biskuit GarudaFood Group berbahan dasar cokelat.

"Hal ini dapat terlihat dari produk unggulan kami yakni Chocolatos Wafer Stick yang telah terlebih dahulu hadir dan sukses sebagai market leader. Chocolatos Choco Drink merupakan inovasi dan pengembangan dari produk tersebut dengan mengutamakan bahan dasar cokelat berkualitas tinggi. GarudaFood Group melihat peluang yang cukup besar untuk potensi konsumsi cokelat di Indonesia," kata dia menambahkan pernyataan Menperin Saleh.

Dijelaskan lebih lanjut, konsumsi cokelat per kapita Indonesia 300 gram masih sangat rendah dibandingkan negara Swiss 15 kg per kapita, negara Asia lainnya seperti Malaysia dan Singapura sebesar 1 kg konsumsi per kapita.

"Produksi kakao di Indonesia saat ini 450 ribu ton dari kapasitas 600 ribu ton di luar bahan baku cokelat import. Kami optimis, Chocolatos Choco Drink dapat diterima pasar dengan baik," tambah dia.

GarudaFood Group sebagai industri makanan dan minuman terus berupaya untuk menyediakan produk siap saji yang aman, bergizi dan bermutu dengan memenuhi ketiga aspek utama tersebut seperti yang disarankan Kementerian Perindustrian untuk penerapan SNI, Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygien, Food Safety, Food Sanitation, Penerapan Standar Pangan International (CODEX Alimentarius) yang menjamin bahwa perusahaan menerapkan cara pengolahan dan sistem manajemen keamanan pangan yang baik mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, serta distribusi, dan perdagangannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement