REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menghimbau masyarakat untuk mewaspadai uang palsu jelang Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Sebab, tercatat sudah ditemukan 18 ribu lembar uang palsu baru-baru ini.
"Uang palsu ada peningkatan jumlah. BI mencatat terakhir ditemukan polisi 18 ribu lembar. Sudah tertangkap orangnya," ujar Deputi Gubernur BI, Ronald Waas di Jakarta, Jumat (3/6).
Menurut Ronald, BI sudah bekerjasama dengan polisi untuk menimbulkan efek jera kepada pelaku. Selain itu, pihak nya juga bekerja sama dengan pengadilan untuk meningkatkan hukuman. "Daerah di Jawa paling banyak peredaran uang palsu karena aktivitas ekonomi banyak di Jawa. Makanya masyarakat harus berhati-hati," katanya.
Jelang Ramadhan dan lebaran, BI menyiapkan uang tunai hingga Rp 160 triliun. Menurut Ronald setiap tahunnya uang tunai yang disiapkan untuk musim Ramadhan dan Lebaran selalu meningkat sekitar 13-15 persen.
Sedangkan untuk pencegahan uang palsu, bank sentral akan semakin memasifkan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah, yaitu 3 D, dilihat, diraba dan diterawang.
"Kalau lihat uang, di pojok kanan ada dicetak dengan tinta khusus. Paling gampang kita kenali benang pengaman. Sama kertasnya itu, biasanya agak kasar. Kalau uang palsu kan kertasnya tidak dari kapas, kalau bahan uang kan dasarnya kapas jadi lebih kasar," jelasnya.
Dengan ini, kata Ronald, Bank Indonesia berharap masyarakat dapat menjalani ibadah Ramadhan dan Lebaran dengan tenang tanpa ada tindak kriminalitas penipuan uang.