REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi 6,5 SR pada Kamis (2/6/) pukul 05.56 WIB merusak 2.663 rumah dan 103 ruang kelas sekolah di wilayah 19 kelurahan atau 16 kecamatan dari tiga kabupaten/kota yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Kerinci dan Kota Padang.
Dari 2.663 unit rumah rusak terdiri dari 114 rumah rusak berat, 612 rumah rusak sedang, dan 1.905 rumah rusak ringan.
"Selain itu, dampak gempa adalah satu orang meninggal dunia atas nama Awaludin warga Kota Padang (80) wakibat serangan jantung dan 18 orang luka-luka. Korban meninggal saat merasakan guncangan gempa yang keras dan mendadak terkena serangan jantung. Sedangkan korban luka-luka sebagian besar tertimpa bangunan yang roboh saat berlari mencari perlindungan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (4/6).
Daerah yang paling parah terkena dampak gempa adalah Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat meliputi Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kecamatan Lenggayang, Kecamatan Ranah Pesisir, Kecamatan Pancung Soal, dan Kecamatan Ranah Ampek Hulu.
Kerusakan bangunan di Pesisir Selatan meliputi 93 rumah rusak berat, 578 rumah rusak sedang, dan 1.801 rumah rusak ringan. Sebanyak 100 orang yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
Sedangkan di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu kerusakan rumah meliputi 20 rumah rusak berat, 31 rumah rusak sedang, dan 97 rumah rusak ringan.
BPBD masih melakukan pendataan, diperkirakan masih ada bangunan yang rusak dan belum dilaporkan karena kondisi cuaca yang sering hujan dan beberapa lokasi sulit dijangkau. Untuk penanganan lebih lanjut terkait bantuan kerusakan bangunan akan dilakukan rapat koordinasi dengan berbagai pihak.
Banyaknya rumah dan bangunan yang rusak disebabkan belum diterapkannya konstruksi bangunan tahan gempa. Banyak rumah yang rusak tidak memiliki struktur kaku seperti beton bertulang yang jika dibuat dengan baik dapat meredam getaran gempa.