REPUBLIKA.CO.ID, MUNTOK -- Sebanyak 3.000-an warga Dayabaru Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengikuti pawai obor. Acara itu dilaksanakan sebagai bentuk suka cita menyambut datangnya Ramadhan.
"Pawai pada malam hari ini merupakan salah satu tradisi masyarakat di Bangka Barat yang dilaksanakan sehari sebelum puasa Ramadhan," kata warga Dayabaru, Atemin di Muntok, Sabtu (4/6).
Ia mengatakan, pawai obor digelar tidak hanya melibatkan seluruh warga kampung tersebut, namun juga banyak warga kampung sekitar yang ikut berpartisipasi memeriahkan kegiatan setahun sekali itu. Pawai obor dimulai setelah warga menjalankan ibadah isya, diawali dengan seremonial yang dilaksanakan di Masjid Ar Rahman Pal4 Dayabaru, Muntok.
Para peserta berjumlah sekitar 3.000-an orang, dari anak-anak hingga orang tua, laki-laki dan perempuan, berjalan membawa obor berbahan bambu hijau mengelilingi kampung dengan jarak tempuh sekitar tiga kilometer. "Untuk tahun ini panitia juga melibatkan perwakilan pelajar dari 42 sekolah di seluruh Bangka Barat," katanya.
Bupati Bangka Barat, Parhan Ali dalam sambutannya mengapresiasi pengamalan nilai gotong royong dan kebersamaan warga Kampung Dayabaru melestarikan tradisi pawai obor. Kampung Dayabaru berada tepat di perbatasan dua desa yaitu desa Belolaut dan Airbelo Kecamatan Muntok, meskipun secara administrasi dipisah menjadi dua desa, namun kenyataannya mereka mampu menyelenggarakan pawai obor setiap tahun.
"Nilai gotong royong seperti ini wajib dijaga dan dikembangkan untuk mendukung jalannya pembangunan daerah," katanya.
Dia berpesan agar masyarakat tetap menjaga kebersamaan, apalagi memasuki bulan Ramadhan agar bisa melaksanakan ibadah puasa dengan aman dan khusuk. "Mari sambut Ramadhan dengan gembira dengan menjaga keimanan dan berbuat yang terbaik selama menjalani ibadah," ucapnya.
Menurut tokoh pemuda setempat, Ranto, pawai obor merupakan salah satu tradisi masyarakat Dusun Dayabaru Belolaut menyambut datangnya bulan Ramadhan sudah berlangsung sejak lama. Namun pada 2013 pawai tersebut mengalami pergeseran waktu pelaksanaannya, pada awalnya pawai obor dilaksanakan bertepatan dengan hari terakhir puasa Ramadhan menjelang sahur yang dilakukan para pemuda untuk mengingatkan warga agar melaksanakan sahur, namun dalam beberapa tahun terakhir diubah yaitu sehari sebelum puasa dimulai.
Selain pawai berjalan kaki dengan membawa obor yang diikuti ribuan warga setempat, sepanjang jalan di kampung itu juga dihiasi lentera berbahan botol bekas. "Lentera dinyalakan pada malam hari selama bulan puasa tidak hanya dipasang di pinggir jalan utama, namun juga di jalan dan gang dalam kampung sehingga suasana terang benderang dan lebih semarak," katanya.