REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) merancang sejumlah strategi menjaga keakuratan pemeriksaan keamanan pangan secara cepat. Hal tersebut guna melancarkan arus lalu lintas pangan di momen Ramadhan dan Idul Fitri 2016. Kelancaran pemasukan dsn pengeluaran pangan tersebut akan berpengaruh besar di kesederhanaan tata distribusi dan harga di konsumen.
"Karantina jangan sampai jadi penghambat, tapi tetap kehati-hatian dan keakuratannya kita jaga," kata Kepala Barantan Kementan Banun Harpini di acara Car Free Day Badan Karantina Pertanian di halaman parkir Sarinah, Ahad pagi (5/6).
Strategi yang dilakukan di antaranya telah menginstruksikan para petugas karantina di tempat pemasukan barang pangan agar memeriksa dengan akurat tapi tak membuat hambatan distribusi. Instruksi digulirkan sejak dua pekan lalu. "Jadi kalau ada analisis risiko di tempat asalnya, jangan antre, kita kerja 24 jam seminggu penuh juga membuat posko khusus," ujar dia.
Penambahan posko khususnya di tempat pemasukan atau pelabuhan utama, yakni Tanjung Perak, Tanjung Periuk, Belawan, Makasar, Badar Udara Utama Soekarno-Hatta, Juanda, Bali, Batam, Semarang, dan lainnya.
Hal itu juga dilakukan untuk sapi-sapi impor. Barantan telah bekerja sama dengan otoritas karantina Australia untuk mengirimkan dokumen-dokumen pemeriksaan terlebih dahulu untuk diverifikasi.
Kegiatan tersebut dinamakan ekuivalensi, di mana karantina Indonesia mempercayakan pemeriksaan kesehatan dan keamanan pangan secara teknis ke negara asal, lalu diverifikasi dan diakui di dalam negeri.