REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Pemantauan hilal dari Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, telah selesai pada Ahad (5/6). Hasilnya, tim peneliti dari Bosscha tidak dapat melihat hilal akibat cuaca mendung di wilayah Lembang.
Kepala Observatorium Bosscha Mahasena Putra menuturkan, meski tim peneliti dari Bosscha tidak dapat melihat hilal, tapi tim peneliti Bosscha yang ditempatkan di Kupang, NTT, dapat melihat hilal.
"Untuk tim peneliti yang di Kupang, mereka bisa melihat munculnya hilal atau bulan sabit muda," kata Mahasena di Bosscha, Ahad (5/6).
Terlihatnya hilal dari Kupang ini dikarenakan kondisi cuaca yang mendukung. Langit di sana tidak terhalang awan. Tim di sana dapat melihat hilal meski tergolong tipis, di mana jarak antara bulan dengan matahari kurang dari 4,6 derajat.
"Ini hampir menyamai rekor dunia di 2010 yang lalu, di mana saat itu peneliti asal Jerman mendapati jarak 4,25 derajat," lanjut dia.
Diakui Mahasena, pemantauan hilal dari Bosscha kali ini memang sedikit ada kendala. Kendalanya yaitu jarak matahari ke bulan teramat dekat. "Rentang kedekatan jaraknya hanya lima derajat," ujar dia.
Terlebih, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya sudah memperkirakan cuaca di Lembang memang tidak mendukung karena mendungnya langit.
Mahasena mengatakan, hasil pemantauan dari tim peneliti Bosscha itu akan langsung dikirim ke Kementerian Agama di Jakarta untuk diajukan dalam sidang isbat.