REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sehari menjelang puasa, Kabupaten Purwakarta diserbu pengamen dadakan. Kondisi ini, dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat. Sebab, pengamen dadakan tersebut diduga bukan warga asli daerah ini.
Enok Suryati (52 tahun), warga Gang Flamboyan, Kelurahan Nagri Kaler mengatakan sepanjang Ahad ini (5/6) sedikitnya ada lima pengamen yang mendatangi kontrakannya. Para pengamen itu bervarisasi dari mulai seorang diri dengan membawa gitar sampai berkelompok.
"Bahkan, ada yang sampai membawa aksesoris topeng," ujarnya kepada Republika.co.id.
Maraknya para pengamen dadakan ini, lanjut Enok, sangat aneh. Sebab, tahun-tahun sebelumnya tidak ada. Tetapi, menjelang puasa tahun ini, justru yang menjamur yaitu pengamen dadakan.
Dengan maraknya pendatang yang memasuki Purwakarta ada kekhawatiran dari warga, yaitu khawatir salah satu dari mereka punya niatan jahat. Karena itu, ia meminta supaya aparat terkait segera menertibkan para pengamen dadakan itu.
"Kami takut, kalau mereka hanya pura-pura mengamen. Padahal, punya niat jahat. Jadi, kami benar-benar harus waspada," ujarnya.
Tak hanya di gang-gang kecil, para pengamen dan pengemis dadakan ini juga terlihat di sepanjang pusat pertokoan Jl Jend Sudirman, Purwakarta. Para pengemisnya juga bervariasi untuk meminta sumbangan dari warga. Dari mulai memakai baju kumuh sampai badannya dilumuri sama cat berwarna perak layaknya robot.
"Kami merasa terganggu dengan kehadiran mereka," ujar Anna Suminar, warga Kecamatan Jatiluhur.