REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Guspiabri Sumowigeno mengatakan ada indikasi lobi politik Teman Ahok ke Singapura. Karena, kata Guspiabri, tidak mungkin Teman Ahok harus ke Singapura untuk mendapatkan seratus-dua ratus KTP.
“Ini urusannya lobi-lobi politik, pendanaan politik,” katanya, Ahad (5/6). Guspiabri mengapreasasi Singapura berhati-hati terhadap politik Indonesia. Menurutnya kedatangan Teman Ahok ke Singapura memang tidak lazim. Terlebih keduanya harus diisolasi selama 12 jam.
Menurut Guspiabri ada kelompok warga Indonesia bermukim di Singapura yang memiliki investasi besar di Singapura. Dan kelompok ini yang akan mendanai kepentingan politik Teman Ahok.
“Abis aneh mau ngapain ke sana orang Pilkadanya di Jakarta. Lebih simpatik mereka menyerukan ke pendukung Ahok sedunia untuk pulang kampung ketika Pilkada untuk nyoblos. Kalo mau dukungan KTP di scan kirim lewat email. Mungkin warga Jakarta lebih banyak di Timur tengah. Itukan pertanyaan tuh, kenapa ngga jemput kesana. Karena inner cycle-nya Ahok ngga punya ke sana,” katanya.
Baca juga: Dua Pendiri Teman Ahok Ditangkap Imigrasi Singapura, Ini Kronologinya
Keanehan tersebut semakin terlihat, tambah Guspiabri, ketika Singapura menahan dua pendiri Teman Ahok tersebut. Singapura terlihat tidak mau warganya mendanai peristiwa politik negara lain. Karena sebelumnya Singapura tidak pernah bermasalah dengan kegiatan politik Indonesia.
Baca Juga: KBRI Singapura Bantah Dua Pendiri Teman Ahok Ditangkap
"Mengumpulkan warga negara ber-KTP Jakarta kenapa harus ke Singapur. Mungkin di Australia lebih banyak. Ngga akan ada masalah kalau mereka ke Australia," katanya.