REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump menuduh hakim Muslim akan menjadi bias terhadapnya di ruang sidang. Hal itu diakibatkan rencana Trump melarang semua pengunjung Muslim ke AS.
Dalam sebuah wawancara dengan CBS News, Trumps terus berargumen hakim distrik AS Gonzalo Curiel yang mengawasi kasus penipuan federal Universitas Trump memperlakukannya secara tidak adil. Alasannya, karena darah Meksiko yang mengalir di tubuh sang hakim.
Seperti diketahui, Trump bersumpah berulang kali membangun dinding di perbatasan AS-Meksiko guna mencegah pemerkosa dan pengedar narkoba. Hakim Curiel adalah warga negara AS, lahir di Indiana dari imigran Meksiko.
Ditanya apakah Trump meyakini hakim Muslim juga akan memperlakukannya secara tidak adil, selebriti miliarder itu menjawab "Itu mungkin, ya. Itu akan mungkin, tentu saja."
Argumen Trump adalah hakim dengan latar belakang tertentu, etnis, agama atau sebagainya akan menjadi bias terhadap dirinya karena kebijakan dan pernyataannya. Mengingat permusuhan Trump dengan berbagai kebangsaan dan kelompok demografis, daftar hakim tidak mampu memuaskan standar keberpihakannnya.
Pada Mei, kampanye Trump menghasilkan daftar berisikan 11 orang yang bisa dicalonkan untuk Mahkamah Agung AS di bawah pemerintahannya. Semua orang itu berkulit putih.
Pembawa acara John Dickerson bertanya pada Trump, apakah ia meyakini tradisi Amerika untuk tidak menilai orang berdasarkan latar belakang mereka. "Saya tidak bicara tentang tradisi. Saya bicara tentang akal sehat, oke?" jawab Trump dilansir dari The Independent, Ahad (5/6).
Beberapa Partai Republik telah menjauhkan diri dari klaim Trump tentang Hakim Curiel dalam beberapa hari terakhir. Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan, ia tidak bisa tidak setuju dengan Trump. Sementara mantan Ketua DPR Newt Gingrich yang disebut-sebut akan menjadi pasangan cawapres Trump mengatakan komentar itu dapat dimaafkan.
Kedua orang tersebut mendukung Trump sebagai presiden.
Baca: Ini Pidato Ramadhan Obama yang Sindir Trump