REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta para pendukungnya untuk mengikuti aturan yang berlaku. Ia berharap kejadian penangkapan dua pendiri teman Ahok di Singapura pada Sabtu, (5/6) tak terulang.
Ahok meminta agar para pendukungnya tak terlalu antusias hingga melanggar aturan. Ia pun mengaku kesulitan menyelesaikan kasus penangkapan Teman Ahok di Singapura karena harus berkoordinasi dengan sejumlah pihak.
"Ya kita menghimbau orang yang mau dukung saya itu ya harus perhatikan aturan juga jangan terlalu semangat sampai aturan itu dilanggar. Jadi stres sendiri akhirnya kan, dipanggil begitu," katanya kepada wartawan di Balai Kota, Senin (6/6).
(Baca juga: DPRD DKI Malu Teman Ahok Ditangkap Akibat Kampanye Ilegal)
Terkait penangkapan dua pendiri teman Ahok, ia meminta teman Ahok menghargai hukum di Singapura. Menurutnya, Teman Ahok sempat mengganti program Bazaar yang hendak dilakukan di Singapura itu dengan menghilangkan program penggalangan KTP dukungan. Namun penggantian itu terjadi terlalu mendadak.
"Terakhir dia ubah (tanpa acara pengumpulan KTP dukungan). Tapi 'enggak' (mengumpulkan KTP) pun dianggap orang Singapura 'enggaklah niat kamu udah jelas mau ngumpulin KTP, jual merhandise, mau kumpul-kumpul kan ada brosur pertama'. Memang diakui itu diganti tapi bagi orang Singapura, ganti gak diganti kamu udah niatnya itu (mengumpulkan KTP) ya gak boleh," ujarnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (4/6) dua pendiri teman Ahok Amalia Ayuningtyas dan Richard ditangkap imigrasi Singapura di bandara Changi. Keduanya kembali tiba di Indonesia pada Ahad (6/6) pagi.