REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, two state solution atau solusi dua negara menjadi satu-satunya solusi perdamaian Palestina-Israel. Solusi itu sebagai hasil terpenting Pertemuan Paris untuk Persiapan Konferensi Perdamaian Internasional, 3 Juni lalu.
"Yang paling penting dari pertemuan kemarin adalah a two state solution is the only solution (solusi dua negara adalah satu-satunya solusi)," kata Menlu Retno, di kantor Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Senin (6/6).
"Jadi, kalau ada pihak-pihak yang masih menginginkan one state solution (satu negara) sudah jelas tidak mungkin dan tidak bisa dilakukan," lanjut Menlu.
Menurut dia, Pertemuan Paris menunjukkan adanya keinginan kuat dari berbagai negara untuk mendukung proses perdamaian Palestina dan Israel yang terhenti di tangan Kuartet Palestina-Israel (AS, Rusia, PBB, Uni Eropa) pada 2014 lalu. Dalam Pertemuan itu Retno juga menegaskan, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia akan terus memberikan dukungan politis serta bantuan kemanusiaan dan pembangunan yang dibutuhkan untuk mendorong tercapainya perdamaian di Palestina.
Diundangnya Indonesia merupakan pengakuan masyarakat international terhadap peran aktif Indonesia dalam mendorong perdamaian, baik di tingkat kawasan maupun global. Hal itu juga ditegaskan para menlu yang hadir dengan menyampaikan apresiasi kepada Indonesia yang telah menyelenggarakan KTT Luar Biasa OKI mengenai Palestina dan al-Quds al-Sharif pada Maret 2016, lalu.
Pertemuan Paris digagas oleh Pemerintah Prancis dan dihadiri para menteri luar negeri dari 27 negara. Selain Indonesia, ada Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Belanda, Republik Ceska, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Jepang, Kanada, Luksemburg, Mesir, Maroko, Norwegia, Prancis, Polandia, Rusia, Senegal, Spanyol, Swedia, Swiss, Cina, Turki, Uni Eropa, dan Yordania.
Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Sekjen Liga Arab Nabil Elaraby juga hadir dalam pertemuan tersebut.