REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Harga bahan pokok biasanya cenderung naik ketika memasuki bulan Ramadhan. Ternyata hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, Afghanistan pun mengalami hal yang sama.
Ramadhan yang dimulai sejak Senin (6/6) ini tidak hanya membuat umat Muslim di Afghanistan menahan lapar dan dahaga. Kesulitan mereka bertambah ketika harga pangan yang melonjak naik secara berlebihan di seluruh wilayah di Afghanistan saat memasuki bulan puasa tersebut.
Seperti dilansir dari Ariana News, Senin (6/6), di Afghanistan terdapat tradisi makan besar saat berbuka puasa. Hal inilah yang kemudian berpotensi memicu inflasi harga pangan di sana. Seperti di Kabul, harga daging melonjak naik, demikian pula dengan komoditas lain. Kenaikan harga bahan pokok tersebut menjadi keprihatinan besar bagi pemerintah.
Tidak adanya kontrol penuh atas harga yang baik serta tidak adanya kontrol terhadap pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan yang menjadi dasar penyebab Afghanistan dilanda kemiskinan. Sebagian besar warga Afghanistan dengan kesempatan kerja yang rendah tersebut menghabiskan setengah dari pendapatan mereka untuk kebutuhan pangan.
Sementara sebagian besar dari mereka hidup di rumah kontrakan. Oleh karena itu dapat dikatakan mereka bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Meskipun pemerintah telah berupaya untuk mengendalikan harga di pasar, namun kenaikan tersebut tak terelakkan seiring permintaan yang melambung tinggi saat bulan suci Ramadhan. Peningkatan harga bahan pokok pada bulan Ramadhan ini berkontribusi aktif dalam meningkatkan inflasi Afghanistan pada tahun ini.