Selasa 07 Jun 2016 11:15 WIB

PBB Kecam Presiden Filipina

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte
Foto: Reuters
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan pernyataan keras melawan presiden terpilih Filipina Odrigo Duterte. PBB meminta Duterte segera berhenti menghasut kekerasan mematikan.

Pernyataan tersebut umumnya terkait dengan komentar yang dibuat Duterte pekan lalu. Saat itu, ia menyatakan, banyak wartawan yang dibunuh pantas mati karena korupsi.

"Hanya karena Anda seorang jurnalis, Anda tidak dibebaskan dari hukuman mati," katanya dalam konferensi pers pada 31 Mei, dilansir Asian Correspondent, Selasa (7/6).

Kebebasan berekspresi, katanya, tidak dapat membantu para jurnalis yang telah melakukan suatu kesalahan. Ia menyebut, Jun Pala, seorang komentator radio dan kritikus keras Duterte selama menjadi wali kota, sebagai "anak busuk menyebalkan".

Seorang pakar PBB tentang eksekusi Cristof Heyns mengutuk pernyataan Duterte dan mengatakan, Filipina telah menjadi negara penuh hasutan untuk melakukan kekerasan dan pembunuhan. Bahkan, negara kepulauan tersebut berada di peringkat kedua paling mematikan bagi jurnalis.

"Komentar ini tidak bertanggung jawab, ekstrem, dan tak pantas dari setiap pemimpin, apalagi seorang yang menganggap berada di posisi pemimpin negara yang menyebut dirinya demokratis," tambah Heyns.

Seorang ahli PBB tentang kebebasan berpendapat dan berekspresi, David Kaye, mengatakan, komentar Duterte dapat diartikan sebagai sinyal permisif potensi membunuh yang membuat pembunuhan wartawan bisa diterima.

"Pesan provokatif tersebut menunjukkan kepada setiap orang yang tidak senang dengan pekerjaan seorang jurnalis atau seorang aktivis, misalnya bahwa mereka dapat menyerang atau membunuh tanpa takut sanksi," katanya.

Pada Sabtu, Duterte berbicara di tengah kerumunan besar saat merayakan kemenangannya menjadi presiden, di kota asalnya, Davao. Dalam kesempatan tersebut ia mengatakan, siapa pun yang membantunya dalam perang melawan penjahat akan dihargai.

Ia mendorong masyarakat, khususnya warga dengan senjata, untuk menembak dan membunuh pengedar narkoba. Hanya tiga hari sebelumnya, ia mengumumkan bahwa ia bersedia memberi hadiah lebih dari 64 ribu dolar AS kepada polisi dan pejabat militer untuk setiap bandar narkoba yang mereka tangkap.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement