REPUBLIKA.CO.ID, PONTITANAK -- Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menduga ada kesan pembiaran oleh pihak Malaysia sehingga dengan mudah narkoba dalam jumlah besar masuk ke Kalimantan Barat (Indonesia).
"Katanya, di Malaysia peralatannya canggih, tetapi kenapa narkoba malah dalam jumlah besar bisa lolos melewati pintu resmi mereka," kata Sutarmidji di Pontianak, Selasa.
Sutarmidji menjelaskan, harusnya kalau memang benar Malaysia memiliki peralatan canggih, kenapa sudah beberapa kali pengiriman narkoba dalam jumlah besar bisa lolos dari pemeriksaan. "Bisa saja itu dilakukan secara politik untuk melemahkan Indonesia. Harusnya hal tersebut yang perlu dipertanyakan kepada pihak Malaysia," ungkapnya.
Sutarmidji menduga, malah pihak Malaysia yang sengaja memasukkan narkoba dalam jumlah besar tersebut. "Kalau masuknya melalui jalan-jalan tikus (jalan tidak resmi) masih bisa dipahami, tetapi masuknya barang haram tersebut malah melalui pintu resmi," katanya.
Sebelumnya, Liaison Officer (LO) Malaysian Police Konsulat Malaysia di Pontianak, ASP Muhammad Ibrahim mengatakan, perbatasan Sarawak (Malaysia) - Kalimantan Barat (Indonesia) rawan terhadap penyeludupan narkoba.
"Permasalahan penyelundupan narkoba melalui pintu perbatasan tidak hanya menjadi masalah di Indonesia, khususnya di Kalbar, tetapi juga menjadi perhatian serius Pemerintah Malaysia," katanya.
Baca juga, Bupati Termuda Jadi Tersangka Narkoba.
Menurut dia, kedua negara masih kurang fasilitas yang canggih untuk mendeteksi narkoba, khususnya yang masuk melalui perbatasan. "Kami selalu berkoordinasi dengan yang di Kuching, kalau ada tangkapan di Kalbar, terkait masih lolosnya narkoba dalam jumlah banyak agar ditangani secara serius. Sehingga narkoba bukan hanya menyerang Kalbar saja, tetapi di Kuching juga," ujarnya.