Pekerja membakar lemang bambu (makanan dari beras ketan khas Sumatera Barat) di Kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (7/6).(Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/Yasin Habibi)
Pekerja membakar lemang bambu (makanan dari beras ketan khas Sumatera Barat) di Kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (7/6).(Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/Yasin Habibi)
Pekerja membakar lemang bambu (makanan dari beras ketan khas Sumatera Barat) di Kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (7/6).(Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/Yasin Habibi)
Pekerja membakar lemang bambu (makanan dari beras ketan khas Sumatera Barat) di Kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (7/6).(Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/Yasin Habibi)
Pekerja membakar lemang bambu (makanan dari beras ketan khas Sumatera Barat) di Kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (7/6).(Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/Yasin Habibi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekerja membakar lemang bambu (makanan dari beras ketan khas Sumatera Barat) di Kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (7/6).
Pada bulan suci Ramadhan pembuat lemang mengaku kebanjiran order hingga mencapai 500 sampai 600 lemang bambu perharinya.
Advertisement