REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Masjid Raya Al Mashun Medan menyediakan seribu porsi bubur sop setiap hari selama bulan Ramadhan ini. Bubur yang merupakan makanan khas Melayu ini dibagikan kepada jamaah dan masyarakat secara gratis selama tiga puluh hari berturut-turut.
"Ini tradisi dari kesultanan. Udah dari ratusan tahun lalu, tahun 1909. Kalau saya, baru 23 tahun di sini," kata juru masak sekaligus pengurus Masjid Raya Medan, Zulkifli (58 tahun), Selasa (7/6).
Zulkifli mengatakan, dulunya, makanan yang dibagikan secara gratis adalah bubur pedas. Namun, karena cara masak yang rumit, bubur pedas diganti menjadi bubur sop.
Dalam sehari, Zulkifli menyebutkan, dibutuhkan 17 kilogram beras, 5 kilogram daging, 10 kilogram wortel, kentang dan sayuran lain sebagai bahan untuk membuat seribu porsi bubur sop. Proses memasak dilakukan oleh lima pengurus masjid sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Selain bubur sop, pengurus Masjid Raya juga menyediakan teh manis panas bagi mereka yang ingin berbuka puasa di masjid ini. "Dibagikan ke siapa saja yang datang ke sini. Kalau kekurangan itu pasti lah. Ini saja juga pasti kekurangan," katanya.
Menurut Zulkifli, dana yang dikeluarkan untuk menyediakan bubur sop tersebut berasal dari Yayasan Masjid Raya. Selain itu, dana juga berasal dari infak atau sumbangan yang diberikan jamaah kepada masjid.
Salah satu warga yang datang untuk berbuka, Halimah (18) mengaku rela datang ke Masjid Raya sejak sore untuk bisa mencoba bubur sop. Warga Aceh yang tinggal bersama kakaknya di Jalan Setiabudi, Medan ini mengaku penasaran dengan makanan khas Melayu tersebut.
"Mau ngerasain bubur sop juga karena belum pernah. Saya tahu bubur sop ini dari kakak," kata Halimah.