REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sebanyak 3.000 lebih personel pasukan TNI-Polri terus mengejar teroris Santoso dan anggotanya di Poso, Sulawesi Tengah. Satu persatu anggota mereka berkurang karena tertembak aparat maupun yang tertangkap. Kini jumlah mereka semakin berkurang. Keberadaan mereka disebut oleh aparat semakin terdesak.
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, kelompok Santoso terus bergerak menghindari kejaran aparat. Meskipun sedang terdesak mereka tetap melakukan kegiatan pelatihan.
"Kalau kita lihat dia dengan aktifitas mobile bergerak satu tempat ke tempat yang lain maka dilakukan bersamaan antara menyelamatkan diri dan melakukan kegiatan yang sifatnya pelatihan," ujar Boy, di Mabes Polri, Selasa (7/6).
Boy menyebut, mereka masih memungkinkan untuk melakukan perekrutan anggota baru. Mengundang orang lain untuk bergabung dengan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.
Baca juga, Santoso Sering Menyamar di Perkampungan.
Karena itu, aparat terus memantau jalan menuju ke tempat persembunyian Santoso. Polri tidak menginginkan ada orang luar bergabung dengan pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu.
"Kalau yang sudah terbukti dari suku Uighur," kata Boy.