REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pasukan keamanan Turki menewaskan 7.600 gerilyawan Kurdi sejak 20 Juli 2015. Dia mengutip tanggal ketika Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang mengabaikan gencatan senjata dua tahun lalu.
"Organisasi teror itu mengalami kekalahan terbesar dalam sejarah. Mekanisme bom untuk memecah belah bangsa meledak di tangan mereka sendiri," kata Erdogan dalam pidato di televisi seraya mengapresiasi keluarga dari pasukan keamanan yang telah tewas dalam kekerasan itu, Selasa (7/6).
"Kami akan melanjutkan operasi kami dengan tekad," katanya.
PKK telah melakukan kampanye bersenjata selama puluhan tahun untuk otonomi yang lebih besar di wilayah tenggara yang miskin. Konflik muncul kembali pada Juli lalu setelah proses gencatan senjata dan perdamaian yang dipelopori oleh Erdogan gagal.