REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Harga sejumlah komoditas sayuran di pasar tradisional Kota Sukabumi mengalami kenaikan. Kondisi ini dipicu oleh naiknya permintaan masyarakat pada bulan Ramadhan.
"Hampir semua jenis sayuran mengalami kenaikan harga,’’ ujar Nani (43 tahun), pedagang sayuran di sekitar Pasar Pelita Kota Sukabumi, Rabu (8/6).
Contohnya kentang yang semula dijual Rp 9 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp 18 ribu per kilogram. Jenis sayuran lainnya wortel naik dari Rp 10 ribu per kilogram menjadi Rp 20 ribu pe kilogram.
Kenaikan paling tinggi di alami bawang merah yang kini dijual seharga Rp 45 ribu per kilogram.Padahal sebelumnya hanya berkisar Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram. Kenaikan harga bawang ini ujar Nani dikarenakan pasokannya ke pasar sedikit berkurang.
Lebih lanjut Nani menerangkan, memasuki bulan puasa harga sayuran belum mengalami penurunan. Pasalnya, permintaan sayuran tinggi sementara pasokan dari produsen tidak mengalami peningkatan.
Selain sayuran, komoditas lainnya yang harganya masih tinggi yakni telur ayam. Saat ini telur ayam dijual seharga Rp 22.500 hingga Rp 23 ribu per kilogram.
Komoditas lainnya yang mengalami kenaikan harga adalah gula pasir yang kini dijual Rp 16.500 per kilogram.Salah seorang warga Cikole, Sinta (43) mengatakan, kenaikan harga sayuran ini cukup memberatkan warga. ‘’Harga daging sudah mahal, kini sayuran juga ikut-ikutan,’’ keluh dia.
Di sisi lain Pemkab Sukabumi akan menggelar operasi pasar murah (OPM) di dua lokasi berbeda. Rencananya, OPM dilaksanakan pada pertengahan bulan Ramadhan."OPM digelar untuk membantu warga kurang mampu," ujar Bupati Sukabumi Marwan Hamami kepada wartawan.
Pelaksanaanya akan dilakukan di daerah yang jumlah warga miskinya cukup banyak.Diterangkan Marwan, lokasi OPM misalnya akan digelar di Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak. Daerah tersebut dinilai cukup strategis karena dekat dengan kecamatan lainnya di Sukabumi.
Marwan mengungkapkan, lokasi pelaksanaan OPM dilakukan jauh dari pasar tradisional. Langkah ini dilakukan agar pelaksanaan OPM tidak menganggu aktivitas jual beli yang ada di pasar.
Lebih lanjut Marwan menerangkan, OPM di Sukabumi sengaja dipilih pada momen pertengahan Ramadhan. Hal ini disebabkan pada saat tersebut tingkat kebutuhan warga semakin tinggi. Sedangkan tingkat keuangan atau daya beli masyarakat makin rendah.
Sehingga adanya OPM akan sangat membantu warga. Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Sukabumi Ela Nurlela menambahkan, pelaksanaan OPM nantinya akan melibatkan sejumlah instansi terkait. Menurut dia, OPM ini dinilai efektif untuk membantu warga kurang mampu yang tingkat daya belinya masih rendah.