Rabu 08 Jun 2016 22:44 WIB

Ini Cara Gubernur NTB Mengapresiasi Petani di Wilayahnya

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Maman Sudiaman
Gubernur NTB Zainul Majdi
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Gubernur NTB Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Langkah Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi mengapresiasi para petani di wilayahnya patut ditiru kepala daerah lainnya di Tanah Air. Dia meminta Perum Bulog untuk menyerap dan membeli semua bawang merah milik petani asal Bima. 

Kebijakan gubernur dimaksudkan untuk menghindari kekecewaan para petani yang bisa berdampak pada kerja produksi petani di daerah tersebut."Saya harap solusinya, bawang ini dibeli aja semua Pak untuk menghindari kekecewaan para petani," ujarnya saat melakukan pertemuan dengan Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Wahyu Suparyono di Mataram, Rabu (8/6).

Ia berharap agar Perum Bulog menangani masalah (serapan bawang merah) tersebut dengan baik dan tidak berdampak buruk terhadap kinerja para petani disana. “Posisi negara memang harus hadir untuk menangani hal-hal yang menyangkut kepentingan publik," katanya.

Dirinya mengingatkan, Menteri Pertanian sering mengatakan Bima sebagai penyelamat (ditingkat nasional) untuk pasokan bawang merah. Namun, ada kekhawatiran di masyarakat wacana tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. "Akhirnya para petani malas menanam bawang dan hanya bertumpu pada pasokan bawang impor saja," ungkapnya. 

Zainul Majdi mengungkapkan bahwa pemerintah di daerah tetap ingin mempertahankan status Bima sebagai pemasok terbesar bawang merah untuk Indonesia bagian tengah dan timur. Bahkan, menjadi sentra bawang merah untuk Indonesia bagian tengah dan timur. 

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Wahyu Suparyono mengungkapkan segera menyelesaikan permasalahan serapan bawang merah asal Bima yang cenderung membuat petani disana menjadi resah. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement