Kamis 09 Jun 2016 07:09 WIB

Duh...Pedagang Ikut Borong Gula Pasir di Operasi Pasar

Pedagang saat menimbang gula pasir
Foto: dok. Republika
Pedagang saat menimbang gula pasir

REPUBLIKA.CO.ID,JEMBER -- Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan (Disperindag) dan ESDM Jember, M. Djamil mengatakan sejumlah pedagang ditengarai memanfaatkan operasi pasar khusus gula dengan membeli sebanyak-banyaknya gula pasir melalui berbagai cara.

"Pantauan di lapangan, petugas menemukan warga yang berkali-kali membeli gula pasir di lokasi yang sama dalam jumlah yang banyak," katanya di sela-sela pemantauan operasi pasar khusus gula di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis.

Menurut dia, ada beberapa strategi yang dilakukan pedagang "nakal" tersebut yakni berkali-kali membeli dalam jumlah pembatasan maksimal, kemudian membawa keluarga atau teman-temannya untuk antre dalam operasi pasar tersebut dan mengumpulkan gula hasil pembelian tidak jauh dari lokasi operasi pasar.

"Modus-modus tersebut harus diwaspadai karena jumlah petugas yang melakukan pengawasan dalam operasi pasar sangat terbatas, sehingga kami akan memperketat pengawasan dan mencari solusi untuk menghindari para pedagang 'nakal' yang memanfaatkan momentum operasi pasar gula itu," tuturnya.

Operasi pasar dengan subsidi biaya ongkos angkut Pemprov Jatim di Kabupaten Jember digelar sejak 27 Mei 2016 hingga 1 Juli 2016 dengan komoditas yang dijual beras, gula pasir, tepung terigu, dan minyak goreng.

Kemudian operasi pasar khusus gula yang dilakukan Disperindang kerja sama dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) tersebar di tiga titik yakni Pasar Kreongan, Pasar Tegalbesar, dan Pasar Sukorejo sejak Senin (6/6) hingga batas waktu yang tidak ditentukan sesuai permintaan Disperindag, dan operasi pasar khusus gula Pabrik Gula Semboro digelar sejak Rabu (8/6) hingga Jumat (10/6).

"Petugas menemukan pedagang 'nakal' yang berkali-kali membeli gula pasir di lokasi operasi pasar yang berada di Pasar Kalisat dan Tegalbesar, sehingga sempat ditegur karena memanfaatkan momentum untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya itu," katanya.

Djamil mengatakan kenaikan harga gula di pasaran disebabkan kepanikan masyarakat dan meningkatnya kebutuhan konsumsi gula selama bulan Ramadhan, sehingga terkadang terjadi aksi borong gula dalam operasi pasar tersebut. Padahal, stok gula di Kabupaten Jember aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan warga hingga Lebaran nanti.

"Kami berharap operasi pasar yang dilakukan di sejumlah titik tersebut dapat menekan harga gula pasir yang masih belum stabil karena idealnya harga gula di pasaran berkisar Rp11.000 hingga Rp12.000 per kilogram," ujarnya.

Sementara salah seorang pedagang berinisial BA mengaku membeli gula pasir di sejumlah lokasi operasi pasar dengan melibatkan anggota keluarganya yang ikut mengantre dan hal tersebut dilakukan di beberapa titik lokasi operasi pasar tersebut.

"Harga gula di pedagang besar masih mahal, sehingga saya membeli gula di lokasi operasi pasar dengan harga Rp12.000 per kilogram dan dijual kembali kepada konsumen berkisar Rp16.000 hingga Rp17.000 per kilogram, sehingga keuntungannya lebih banyak," kata salah seorang pedagang di Kecamatan Sumbersari itu.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement