Kamis 09 Jun 2016 11:38 WIB

24 Wilayah di Jawa Alami Banjir Rob dan Gelombang Tinggi

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Banjir rob (ilustrasi)
Foto: Antara
Banjir rob (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir rob dan gelombang pasang melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Fenomena ini sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Data sementara yang dihimpun Posko BNPB berdasarkan laporan dari BPBD, terdapat 24 kabupaten/kota yang mengalami banjir rob dan gelombang pasang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (9/6).

Ia menuturkan, sejumlah daerah yang mengalami banjir rob dan gelombang pasang, yakni Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Pekalongan, Purworejo, Wonogiri, Semarang, Pacitan, Banyuwangi, Jember, Trenggalek, Malang, Tulungagung, Lumajang, Gresik, Tuban, Surabaya, Pemekasan, Probolinggo, dan Jakarta.

Sutopo berujar, daerah pesisir di Selatan Jawa, mengalami dampak yang lebih parah akibat gelombang pasang dan banjir rob. Ia menjabarkan, ratusan bangunan meliputi rumah, gazebo, warung, talud pantai, dan bangunan di pantai mengalami kerusakan.

Bahkan di Lumajang terdapat 300 anak-anak dan perempuan yang mengungsi. Sementara di Kabupaten Pekalongan, sebanyak 891 jiwa masyarakat mengungsi di 11 titik pengungsian. Selain itu, ia menuturkan, sekitar 5.937 unit rumah terendam banjir rob di Kecamatan Tirto, Wiradesa, Wonokerto dan Siwalan.

"Daerah yang parah mengelami kerusakan adalah daerah di pesisir selatan Yogyakarta," ujar Sutopo.

Sekira 15 kawasan wisata pantai di daerah Yogyakarta, rusak akibat gelombang setinggi lima hingga tujuh meter, yaitu Pantai Trisik, Bugel, Glagah, Congot, Drini, Sadranan, Ngandong, Sundak, Somendang, Pulang Sawah, Pok Tunggal, Gesing, Sepanjang, Watu Kodok dan Watu Baru di Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo dan Bantul.

Di kawasan wisata pantai di Gunung Kidul, ia melanjutkan, terdapat 101 gazebo rusak, 21 warung rusak, tiga bangunan SAR rusak dan beberapa talud. Sedangkan di Kulon Progo, kerusakan meliputi 54 warung, tujuh perahu, lima tambak udang dan beberapa bangunan wisata. Di Bantul kerusakan meliputi 30 warung, perahu dan posko. Hal yang terjadi di Pantai Karangrejo dan Pantai Boom di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, 73 rumah rusak terkena gelombang.

"Penyebab fenomena gelombang tinggi adalah penguruh astronomi terjadinya bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus mengakibatkan naiknya tinggi muka laut, hal ini bersamaan dengan terjadinya anomali positif tinggi muka air laut sebesar 15-20 cm," tutur dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement