Kamis 09 Jun 2016 13:40 WIB

Satpol PP Tertibkan Empat Kafe di Tahura Bandung

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (tengah) berbincang dengan rombongan melakukan kunjungan ke areal konservasi Taman Hutan Raya IR. H. Djuanda, Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/3).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (tengah) berbincang dengan rombongan melakukan kunjungan ke areal konservasi Taman Hutan Raya IR. H. Djuanda, Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jawa Barat menertibkan empat cafe yang berada di lingkungan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda Bandung, Kamis, karena keempat bangunan tersebut berdiri di atas lahan konservasi.

"Penertiban dilakukan dari jam 8 hingga 11 siang tadi. Dan hasil sementara tadi keempat cafe sepakat untuk menutup operasionalnya hingga waktu yang tidak ditentukan," kata Kepala Satpol PP Provinsi Jawa Barat Udjwalaprana Sigit.

Ia menuturkan sempat terjadi aksi dorong antara personel Satpol PP Jawa Barat dengan para pekerja keempat kafe namun berhasil direda setelah dilakukan tindakan persuasif dibantu oleh personel Polri.

"Memang tadi hampir bentrok fisik. Petugas kita sempat dihadang oleh pekerja cafe di sana tapi situasi berhasil kondusif setelah ada pertimbangan dari polisi dan dibantu juga oleh Satpol PP Kabupaten Bandung," kata Sigit.

Sebelum dilakukan penertiban Kamis itu, menurut dia, Satpol PP Jawa Barat telah mengirimkan surat peringatan tiga kali kepada empat pemilik cafe tersebut namun tidak direspon oleh mereka.

"Tujuan kami tetap sama, yakni mau tidak mau mereka harus menutup cafe itu karena bagaimana pun juga menyalahi aturan," kata dia.

Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Barat mengecam tindakan premanisme yang terjadi di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda yang berujung anarkistis ketika Kepala Balai Tahura Ir H Djuanda Lianda Lubis menjadi korban emosi massa.

"Cuma baru sosialisasi saja sudah ada tindak kekeraaan," kata Deddy Mizwar. Menurut dia, hal itu memperlihatkan indikasi adanya kelompok yang mengambil keuntungan di sana. "Ada sesuatu yang harus diteliti lebih jauh," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement