REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluncuran satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) masih sesuai jadwal, meski sempat tertunda. Direktur Utama PR BRI Asmawi Syam mengatakan, berdasarkan kesepakatan sebenarnya BRIsat ditargetkan meluncur ke angasa pada Juni-Juli 2016.
"Jadi kalau soal waktu sekarang pun kami masih dalam waktu yang disepakati bersama," kata Asmawi Syam di Jakarta, Kamis (9/6).
Asmawi mengaku menerima penundaan peluncuran roket yang membawa BRIsat ke ruang angkasa. Dia mengatakan, peluncuran roket tersebut memang tidak bisa dilakukan secara matematis lantaran dipengaruhi banyak faktor seperti cuaca dan kendala teknis.
"Makanya ada istilah space humble. Ibarat masuk ke negara lain saja harus pakai paspor, apalagi kita masuk ke alam yang luas. Kita harus merendah di hadapan Yang Kuasa," katanya.
Sebelumnya, BRisat yang akan diluncurkan di di Kourou, Guyana Prancis, Rabu (8/6) tertunda. Roket tersebut diketahui mengalami anomali pada komponen penghubung atau fluid connector, yang menjembatani tatakan satelit dan komponen cryogenic upper stage pada roket Ariane 5.
Sementara, Asmawi tidak bisa menjelaskan kalau roket tetap meluncur ditengah kendala yang dialami. Dia juga tidak bisa membayangkan risiko yang bakal muncul kalau roket tersebut tetap mengudara ke ruang angkasa.
"Akibat saya nggak bisa menjelaskan mungkin kalau di paksakan ada resiko lebih besar lagi. Makanya saat mereka bilang ada masalah, silahkan di handle yang penting peluncuran ini aman," katanya.