REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sayid berdiri di antara tumpukan blewah dalam kiosnya yang berlantai tanah. Sosoknya seolah tenggelam dalam ribuan blewah yang menyesaki kiosnya. Pedagang blewah di Pasar Induk Gadang ini dengan cekatan menghitung penjualan blewah hari ini.
Saat ditemui Kamis (9/6) pria berusia empat puluh tahunan ini menuturkan konsumsi blewah meningkat dua kali lipat selama Ramadhan. "Setiap hari rata-rata lima ton blewah laku terjual," bebernya.
Konsumsi buah yang meningkat menyebabkan harga naik hampir dua kali lipat. Blewah atau juga disebut semangka belanda tersebut dipasok dari Tuban, Lamongan, dan Sidoarjo.
Blewah hanya dapat tumbuh subur di daerah bersuhu tinggi. Oleh karena itu wilayah Malang yang bersuhu dingin tidak dapat ditanami blewah. Es blewah adalah salah satu minuman favorit warga Malang. Tak sulit menemukan penjaja es blewah di tepi jalan setiap menjelang berbuka puasa.
Harga blewah yang pada Mei hanya Rp 2 ribu per kilogram kini melonjak Rp 5.500 per kilogram. "Harga tahun lalu bahkan bisa tembus Rp 6 ribu per kilogram karena Ramadhan tiba di akhir masa panen," imbuh Sayid.
Ia meyakini harga blewah saat ini tidak akan lebih dari Rp 6 ribu per kilogram. Karena, masa panen blewah akan datang dalam dua bulan ke depan.
Seluruh blewah yang masuk ke tempatnya dibeli oleh pedagang blewah di sekitar Malang. Jika stok tersedia, lebih dari lima ton blewah pun akan ludes terbeli. "Bisa sampai 10 ton sehari kalau ada stoknya, tapi kami carinya terbatas, jadi rata-rata laku lima ton sehari," lanjutnya.
Kustiyah, seorang pedagang blewah eceran di Malang mengungkapkan tak kesulitan menjual dagangannya. "Kulakan sehari saja langsung habis," jelas wanita yang selalu membeli blewah di Pasar Induk Gadang ini.