REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hakim Agung Gayus Lumbuun meminta pimpinan Mahkamah Agung (MA) segera menggelar rapat pleno lengkap guna mencari solusi atas menurunnya kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan tak terkecuali Mahkamah Agung.
"Masyarakat saat ini sudah kecewa dengan dunia peradilan karena di semua tempat yang kena tertangkap tangan adalah pimpinan-pimpinan lembaga peradilan. MA harus segera rapat pleno lengkap dengan menyertakan seluruh hakim agung," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (9/6).
Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan operasi tangkap tangan terhadap oknum pejabat Mahkamah Agung atas dugaan jual beli perkara. KPK juga melakukan tangkap tangan oknum ketua pengadilan negeri, hakim pengadilan tipikor dan panitera di Bengkulu.
Gayus mengatakan MA perlu melakukan rapat pleno hakim, jika perlu rapat pleno khusus untuk mencari solusi konkret. Dia menegaskan rapat pleno harus juga mengikutsertakan para hakim agung selaku pemangku kepentingan utama di lembaga MA.
"Rapat pleno jangan hanya oleh 10 orang pimpinan MA. Tapi melibatkan seluruh hakim agung selaku 'stakeholder' kunci," tegasnya.
Menurut dia, selama ini pimpinan MA hanya melakukan rapat pleno dengan 10 pimpinan tanpa menyertakan hakim agung, sehingga solusi yang diambil tidak jarang belum menyentuh akar persoalan.
"Hakim agung adalah orang-orang yang mengerti persoalan. Harus dilibatkan," ujar dia.
Gayus juga mengingatkan banyaknya perkara di MA bukan indikasi tingginya kepercayaan publik terhadap MA. Sebaliknya, banyaknya perkara adalah tanda MA belum berhasil sepenuhnya membangun pemahaman hukum di masyarakat.