Kamis 09 Jun 2016 20:47 WIB

Penerbangan Domestik Garuda Indonesia Dipastikan Pindah ke Terminal 3 Ultimate

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: M.Iqbal
Pekerja melintas di ruang keberangkatan proyek pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (27/1).
Foto: AntaraMuhammad Iqbal
Pekerja melintas di ruang keberangkatan proyek pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Angkasa Pura (Persero) II (AP II) Budi Karya Sumadi membantah kabar yang menyebutkan sejumlah perpindahan maskapai dari satu terminal ke Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Budi mengatakan, baru Garuda Indonesia yang dapat dipastikan mengalami perpindahan terminal dari Terminal 2 ke Terminal 3 Ultimate pada operasi perdana yang ditargetkan 20 Juni 2016.

"Jadi yang sudah pasti domestik (Garuda). Domestik pun sebagian, untuk internasional dipastikan tidak, dan tidak ada satu pun penerbangan yang lain yang pindah terminal," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/6). Budi mengharapkan paling lambat 14 Juni semua persyaratan dan izin operasi serta //commissioning// dari Kementerian Perhubungan selesai semua.

Budi menambahkan, apabila pada 14 Juni, segala izin operasi dan //commissioning// telah selesai dan disetujui Kemenhub, maka sisa waktu hingga 20 Juni akan dimanfaatkan untuk sosialisasi kepada penumpang. Budi mengaku terus melaksanakan //commissioning// final dengan Garuda Indonesia dan tentunya juga berkoordinasi dengan Kemenhub.

"Sebagai entitas yang bertanggung jawab kami akan melakukan suatu persiapan sebaik-baik mungkin karena pada saat beroperasi kita ingin semua itu berjalan baik," katanya. Lebih lanjut, Budi menepis anggapan pengoperasian Terminal 3 Ultimate yang terkesan buru-buru.

Sebab, AP II sudah merencanakan sejak jauh-jauh hari dan melalui koordinasi dengan Kemenhub, Kementerian BUMN, dan juga Garuda Indonesia. "Tadinya Garuda merencanakan sekalian dengan (penerbangan) internasional juga. Kita pikir kalau internasional sekalian, komplikasi terlalu banyak," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement