Kamis 09 Jun 2016 22:36 WIB

Muhammad Ali Sempat Tulis Rincian Rencana Pemakamannya

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Muhammad Ali bersama anak-anaknya.
Foto: AP PHOTO
Muhammad Ali bersama anak-anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Almarhum petinju legendaris Muhammad Ali meninggalkan sebuah dokumen sebelum ia berpulang pada Jumat, 3 Juni 2016. Dalam 'buku' setebal dua inci itu, almarhum memerinci bagaimana ia ingin pemakamannya berlangsung.

Penyabet tiga kali juara dunia kelas berat itu menginginkan adanya semacam prosesi upacara tertentu. Namun, Ali menekankan bahwa kegiatan itu bukan hanya untuk kalangan VIP, tetapi juga para penggemar dari masyarakat umum.

The Champ, julukannya, juga berharap kegiatan itu menghormati tradisi agama Islam sekaligus terbuka untuk agama manapun. Timothy Gianotti, seorang sarjana studi Islam yang membantu Ali merencanakan semua itu, menyebutkan bahwa almarhum hendak merefleksikan cinta, penghormatan, dan inklusivitas.

"Ini benar-benar dirancang oleh The Champ sendiri, ia ingin menyampaikan pesan ini kepada semua penduduk bumi," kata Gianotti.

Juru bicara keluarga Muhammad Ali, Bob Gunnell, mengatakan bahwa almarhum tidak pernah putus asa menghadapi kematian. Ali bahkan melakukan revisi akhir rencana itu beberapa hari sebelum ia meninggal di sebuah rumah sakit Phoenix, Arizona.

Pemakaman Muhammad Ali akan berlangsung pada Jumat (10/6) di Lousville, Kentucky, dalam serangkaian prosesi dan upacara besar. Para selebritas, atlet, mantan kepala negara, dan para kepala negara yang tengah menjabat akan memberikan penghormatan terakhir kepada sang 'Louisville Lip'.

Mantan Presiden AS Bill Clinton yang diketahui akrab dengan Ali akan memberikan pidato di KFC Yum! Center, yang dihadiri sekira 15.000 peziarah. Pembicara lain mencakup perwakilan dari beberapa agama, termasuk Islam, Yahudi, Kristen, Budha, dan Mormonisme.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement