Jumat 10 Jun 2016 05:55 WIB

Dua Orang Warga Sumbawa Terlantar Di Solo

Rep: Andrian Saputra/ Red: Dwi Murdaningsih
Calon TKI kerap menjadi korban penipuan calo palsu (ilustrasi).
Foto: kampungtki.com
Calon TKI kerap menjadi korban penipuan calo palsu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dua orang perempuan asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat terlantar di Kota Surakarta, Jawa Tengah setelah berhasil diselamatkan dari dugaan perekrutan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal serta tindakan perdagangan manusia atau humman Trafficking. Alsya Mutmah Inna (18 tahun) dan Ria Febriani (21 tahun) belum dapat kembali ke kampung halamannya di Kecamatan Lape, Sumbawa lantaran tak memiliki ongkos pulang.

Dua sekawan itu meninggalkan rumah sejak Ahad (4/6) dini hari. Setelah dijemput oleh Syarif Hamdan, seorang perekrut calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari PT Sekar Tanjung Lestari. Keduanya ditawari Syarif bekerja di Singapura dengan iming-iming gaji Rp 6 juta per bulannya.

Tergiur, keduanya pun bersedia diberangkatkan. Malam itu juga, Alsya dan Ria dibawa dan diinapkan di kantor PT Sekar Tanjung Lestari yang berlokasi di Kelurahan Brang Biji, Sumbawa. Setelah melengkapi dokumen seperti foto dan paspor serta tes kesehatan, pagi harinya, Syarif menerbangkan keduanya dari Bandara Sultan Muhammad Kaharudin menuju Surabaya.

Di bandara Juanda Surabaya Alsya dan Ria dijemput rekan Syarif sesama penyalur calon TKI yakni Sani. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Solo. Tujuannya untuk menemui Candra, Kepala Cabang PT Sekar Tanjung Lestari di Karanganyar. Namun setibanya di Solo kejanggalan di rasakan dua perempuan tersebut. Mereka dibawa dan dikurung di sebuah rumah di Jalan Mandala V Rt.003 Rw 007 Jumo, Jaten, Karanganyar.

"Sempat saya tanya kenapa enggak di bawa ke Balai Latihan Kerja (BLK), dia bialng katanya kami tidak terdaftar di Disnaker. Kami disekap enggak boleh keluar, semua dokumen dibawa kami cuma pegang KTP. Handphone di sita, beruntung saya punya duayang satunya tidak diambil dengan itu saya hubungi keluarga," ungkap Alysa dalam konferensi pers di Kantor Social Analysis and Research Institute (SARI) Jalan Markasih IV Karangasem, Kota Surakarta pada Kamis (9/6) siang.

Alysa pun berhasil menghubungi keluarganya. Melalui Sugito, keluarganya yang tengah bekerja di Solo meminta bantuan penanganan kasus pada SARI. Kasus tersebut pun segera dilaporkan ke Polres Karanganyar yang segera melakukan penggerebekan pada Selasa (7/6). Kendati demikian pelaku penyekapan yakni Candra tak ditangkap kala itu.

Saat ini korban tinggal di Kantor Sekretariat SARI. Menurut Subagio, keluarga korban tak mempunyai dana untuk pulang kembali ke kampung halaman. Dirinya sempat meminta bantuan kepada Komisi Perlindungan dan Anak Kabupaten Karanganyar, dengan harapan dapat membantu proses pemulangan keduanya. Namun hasil koordinasi dengan Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana pun tak membuahkan hasil. Subagio berharap ada donatur atau instansi terkait yang dapat membantu mereka bisa kembali ke Sumbawa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement