REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Persatuan Pedagang Daging Sapi Kota Bandarlampung menyebutkan hampir 50 persen daging sapi yang dijual di daerah itu dibeli pedagang bakso.
"Sisanya untuk rumah makan sekitar 20 persen, hotel dan restoran 25 persen serta rumah tangga hanya tiga hingga lima persen," kata Ketua Persatuan Pedagang Daging Sapi Kota Bandarlampung Tampan Sujawarji, di Bandarlampung, Jumat (10/6).
Ia menyebutkan konsumsi daging sapi untuk rumah tangga di Kota Bandarlampung kecil, hanya lima persen. Namun demikian, menurutnya, menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri permintaan masyarakat terutama untuk rumah tangga cukup tinggi, bisa mencapai di atas lima persen.
Ia mengatakan harga sapi saat ini di atas Rp 40 ribu/kg. "Jika harga sapi sebesar itu hitungannya harga daging sapi pada kisaran Rp 108 ribu hingga 115 ribu per kilogram. Namun harga bisa pula lebih tinggi tergantung kualitasnya," kata dia.
Menurutnya, harga daging sapi saat ini tak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu yang masih pada kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu/kg. Menurutnya, harga sapi yang masih tinggi saat ini memicu kenaikan harga daging sapi.
"Harga daging sapi bisa pada kisaran Rp 100 ribu per kilogram, jika pemerintah dapat menurunkan harga sapi terutama sapi impor," ujarnya.
Berdasarkan data dari Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), stok sapi di Provinsi Lampung pada 2016 mencapai 100 ribu ekor atau setara daging segar sebanyak 18 ribu ton. Sedangkan kebutuhannya mencapai 24 ribu ton atau mengalami kekurangan 6.000 ton (setara 35 ribu ekor sapi)
Persediaan sapi di Provinsi Lampung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah ini selama Ramadhan tahun ini mencukupi. Pada Juni 2016, stok sapi di Lampung mencapai 28.321 ekor, sedangkan kebutuhan mencapai 4.890 ekor. Menjelang Lebaran stoknya mencapai 29.431 ekor, dan kebutuhannya 17.841 ekor.