Jumat 10 Jun 2016 15:05 WIB

Upal Beredar Jelang Lebaran, BI Diminta Perbaiki Kualitas Uang

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Petugas memperlihatkan barang bukti uang palsu pecahan seratus ribu rupiah.
Foto: Antara
Petugas memperlihatkan barang bukti uang palsu pecahan seratus ribu rupiah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Terungkapnya peredaran uang palsu (Upal) menjelang Lebaran membuat masyarakat harus lebih waspada dan berhati-hati. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai tindakan pemalsuan uang ini telah melanggar hukum negara. Karena itu, ia meminta agar Bank Indonesia (BI) memperbaiki kualitas uang yang diterbitkan sehingga tidak mudah dipalsukan serta meminta aparat keamanan melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku.

"Ada dua hal makin perbaiki kualitas uang yang diterbitkan pemerintah dan BI supaya tidak mudah dipalsukan, kedua ya tindakan tegas kalau ada yang palsu tentu," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (10/6).

Menurut JK, pemerintah juga perlu mensosialisasikan kepada masyarakat agar lebih mengenal ciri-ciri uang palsu. Sebelumnya aparat keamanan menangkap sejumlah oknum pengedar uang palsu, termasuk salah satunya oknum TNI Kolonel A. Ia diduga mengedarkan uang palsu senilai Rp 300 juta di Jakarta Timur.

Sementara itu di Medan, seorang pria pemilik warung internet atau warnet juga telah diciduk polisi karena diduga mencetak uang palsu. Sebanyak Rp 10 juta uang palsu pun telah beredar di masyarakat.

Bank Indonesia (BI) telah mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya terkait banyaknya uang palsu yang beredar menjelang Ramadhan. Ia menyebut, saat ini telah ditemukan 18 ribu lembar uang palsu.

Jelang Ramadhan dan Lebaran, BI menyiapkan uang tunai hingga Rp 160 triliun. Bank sentral menyatakan setiap tahunnya uang tunai yang disiapkan untuk musim Ramadhan dan Lebaran selalu meningkat sekitar 13-15 persen.

Sedangkan untuk pencegahan uang palsu, bank sentral akan semakin memasifkan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah melalui 3D yaitu dilihat, diraba dan diterawang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement