Jumat 10 Jun 2016 16:22 WIB

Israel Isolasi Tepi Barat dan Gaza

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Israel ketika beraksi.
Foto: www.aqsa.ma
Polisi Israel ketika beraksi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel meningkatkan keamanan di sejumlah wilayah pascainsiden penembakan oleh warga Palestina Rabu lalu. Ratusan pasukan tambahan dikerahkan di wilayah okupasi Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Pada Kamis (9/6), militer Israel mengumumkan telah menambah dua batalion tambahan di Tepi Barat berdasarkan penilaian situasi saat ini. Pasukan yang diterjunkan termasuk tentara infantri dan unit pasukan khusus.

Pengumuman ini bertepatan dengan pertemuan Kabinet Keamanan Israel untuk membahas respons lanjutan pascainsiden. Israel juga telah mengambil langkah untuk melarang warga Palestina mengunjungi wilayah Israel.

 

Otoritas pertahanan telah menangguhkan puluhan ribu izin khusus bagi warga Palestina yang ingin mengunjungi Israel selama bulan Ramadhan. Badan pertahanan Israel, COGAT mengatakan 83 ribu izin bagi Palestina di Tepi Barat untuk mengunjungi keluarga di Israel telah dibekukan.

Izin khusus saat bulan Ramadhan ini juga ditangguhkan bagi penduduk Palestina di Jalur Gaza. Ditambah, mereka dilarang menghadiri shalat di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem dan bepergian keluar negeri.

Militer juga membekukan izin kerja warga Israel untuk 204 keluarga penyerang. Juga, mencegah warga Palestina meninggalkan atau memasuki Desa Yatta di Tepi Barat. Yatta adalah daerah asal dua penyerang Tel Aviv.

Baca juga, Israel Larang Warga Gaza Kunjungi Masjid Al-Aqsa.

COGAT mengatakan pengecualian diberlakukan untuk kasus kemanusiaan atau medis. Kini Tepi Barat dan Gaza terisolasi.  Polisi dan tentara berpatroli menyetop mobil-mobil yang akan keluar dan masuk wilayah.

Kontributor Aljazirah mengatakan larangan-larangan itu kemungkinan melecut kemarahan warga. "Izin Ramadhan ini dikeluarkan agar penduduk Palestina bisa mengunjungi keluarga di dalam Israel juga ibadah di mesjid Al-Aqsa," katanya. Kini mereka tidak bisa menggunakannya. Larangan ini dilihat sebagai hukuman kolektif.

Sementara di Tel Aviv, unit tambahan polisi tampak berpatroli. Juru bicara kepolisian, Micky Rosenfeld mengatakan sebagian besar ditempatkan di sekitar stasiun bus dan kereta pusat kota.

Dalam perkembangan terbaru, polisi Israel telah mengidentifikasi para korban dan pelaku. Pelaku dikenal sebagai Khaled Mohammad Makhamrah (22 tahun) dan sepupunya Mohamad Ahmad Makhamrah (21 tahun). Keduanya berasal dari Yatta, Hebron, Tepi Barat.

Sementara korban tewas adalah Ido Ben Aryeh (42 tahun), Ilana Nave (39 tahun), Michael Feige (58 tahun) dan Mila Mishayev (32 tahun). Masih belum jelas motif pelaku dalam melakukan serangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement