Jumat 10 Jun 2016 19:31 WIB

Ini Kendala dari Para Calon Kapolri Versi Pengamat

Mabes Polri
Mabes Polri

REPUBLIKA.CO.ID, Pengamat kepolisian, Hermawan Sulistyo mengatakan untuk para calon kapolri yang disebut-sebut diusulkan oleh Kompolnas kepada presiden, masing-masing memiliki kendala tersendiri.

Untuk Budi Gunawan, menurut Hermawan di atas kertas masih memiliki tiket sebagai Kapolri, karena memenuhi seluruh persyaratan sebagai Kapolri. "Tapi masalahnya akan menimbulkan kegaduhan lagi atau tidak. Apakah pembantu terdekat presiden mau menerima Budi Gunawan sebagai Kapolri," ujar Hermawan.

Kemudian Komjen Syafrudin, menurut pengamatan Hermawan yang bersangkutan secara terbuka berulang kali menyampaikam dirinya tidak mau menjadi Kapolri. Komjen Putut Eko Bayuseno memiliki kesulitan secara politis karena merupakan mantan ajudan Susilo Bambang Yudhoyono, dan Yudhoyono saat ini tidak lagi berada di arena utama politik.

Komjen Budi Waseso tidak pernah menjabat sebagai Kapolda bintang dua. Sedangkan dalam aturan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri, seorang Kapolri harus pernah menjabat Kapolda bintang dua. Komjen Noer Ali, tidak masuk hitungan karena mendekati masa pensiun.

Komjen Dwi priyatno satu angkatan dengan Kapolri Badrodin Haiti, dan tidak ada cerita Kapolri digantikan angkatan yang sama. Komjen Anang Iskandar menurut Hermawan tidak memungkinkan karena alasan usia.

Komjen Tito Karnavian berbeda lima angkatan dengan Badrodin sehingga dinilai terlampau jauh. Dan terakhir Komjen Suhardi Alius disebut Hermawan menyatakan sudah nyaman dengan posisinya saat ini sebagai Sekretaris Utama Lemhannas.

"Jadi sepertinya hanya pak Jokowi dan Tuhan yang tahu siapa Kapolri selanjutnya. Bagi saya calon Kapolri tidak penting, yang penting dia tahu problem Polri di masa kepemimpinannya," jelas Hermawan.

Hermawan mengatakan masalah Polri adalah masalah kebutuhan sumber daya manusia sehingga menciptakan rasio yang signifikan dengan total jumlah penduduk di Indonesia. Selain itu juga masalah ketersediaan dana operasional di luar gaji. Sehingga Polri dapat bekerja dengan integritas.

"Sekarang ini Polri seperti ayam kampung, hanya diberi gaji tanpa operasional, akibatnya mereka mencari makan sendiri," kata Hermawan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement