REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua KPK Laode M Syarief mengatakan posisi terkait lokasi keberadaan Royani, sopir Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi, setiap hari mengalami perubahan sehingga sulit untuk menemukannya.
"Ada beberapa informasi yang kami dapat, dia (Royani) di Indonesia, tetapi selalu berubah-ubah tempat. Setiap hari bergerak, jadi susah, harus pasti benar (sebelum menangkap) karena informasinya harus yang paling betul," kata Laode di Gedung KPK, Jumat (10/6).
Dalam upaya mencari Royani, KPK juga telah meminta bantuan Mabes Polri. Mengenai adanya keterlibatan oknum tertentu yang membantu menyembunyikan Royani, Laode mengaku belum memperoleh informasi mengenai kebenaran hal tersebut.
KPK menduga Royani adalah orang yang menjadi perantara penerima uang dari sejumlah pihak yang terlibat kasus di MA, terutama terkait dengan pemeriksaan Nurhadi setelah operasi tangkap tangan (OTT) panitera/sekretaris PN Jakpus Eddy Nasution dan pegawai PT Arta Pratama Anugerah pada 20 April 2016.
KPK sudah mengirimkan permintaan pencegahan Royani ke luar negeri sejak 4 Mei 2016. Sebelumnya, KPK juga telah dua kali menjadwalkan pemeriksaan terhadap Royani, yaitu pada 29 April dan 2 Mei 2016. Namun, Royani tidak memenuhi panggilan tersebut tanpa keterangan.
Royani sudah diberhentikan oleh Mahkamah Agung karena sudah lebih dari 45 hari tidak masuk kantor tanpa alasan yang sah. Sementara itu, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM juga telah meyakinkan KPK bahwa Royani masih berada di Indonesia.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Ditjen Imigrasi Heru Santoso juga memastikan bahwa Royani dalam beberapa bulan sebelumnya tidak bepergian ke luar negeri. Kemungkinan Royani ke luar negeri hanya dapat terjadi apabila pencegahannya dicabut.