REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pada satu sore di bulan Ramadhan, kesibukan nampak di sepetak lahan parkir yang bersisian dengan Vihara Yayasa Sukhavati Lawang Kabupaten Malang. Pukul 16.00 Amiliawati menata mie goreng, ayam suwir bumbu rujak, dan nasi putih yang masih hangat.
Tiga rekannya yang lain berbagi tugas menghitung ratusan piring dan membuat teh manis dalam wadah jumbo. Kesibukan mereka bukan lantaran adanya hajatan besar atau pesta syukuran. Kesibukan sore ini sama seperti kesibukan pada bulan puasa tahun-tahun sebelumnya.
Wanita berdarah Tionghoa ini bersama rekan-rekannya secara sukarela menyiapkan buka puasa gratis selama Ramadhan. Lokasi memasak berada di rumah seorang umat Vihara yang memiliki rumah makan.
Amiliawati sudah bertahun-tahun ikut melanggengkan tradisi tersebut. Tak tampak raut wajah lelah di wajah wanita 68 tahun ini. Justru sebaliknya, ia terlihat riang dan cekatan menyiapkan santapan jelang berbuka.
"Kita semua kan sama, harus saling memberi dan menolong yang membutuhkan," ujarnya saat berbincang dengan Republika.co.id, Jumat (10/6).
Sekitar pukul 16.30 puluhan orang mulai berdatangan. Mayoritas dari mereka adalah orang-orang tak mampu seperti tunawisma dan pengemis. Amiliawati menuturkan pada awal bulan Ramadhan jumlah makanan yang dihidangkan hanya 100 porsi.
Namun pada pertengahan hingga akhir Ramadhan, jumlah warga yang datang akan semakin membludak. Porsi makanan yang disediakan bertambah tiga kali lipat.
Yudi, pemuda yang menjadi pengamen di bus Malang-Surabaya adalah salah satunya. Ia datang bersama lima orang kawannya untuk ikut menyantap buka puasa gratis.
Yudi menyatakan kegembiraannya bisa memperoleh buka puasa cuma-cuma. "Setiap tahun datang ke sini bersama teman-teman, senang bisa makan gratis," tuturnya polos.