Jumat 10 Jun 2016 21:24 WIB

YLKI: Kasus Wings Air Kecerobohan Maskapai

Wings Air
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Wings Air

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan kejadian penumpang Wings Air yang diturunkan sebelum lepas landas merupakan kecerobohan luar biasa yang dilakukan petugas darat maskapai tersebut.

"Kejadian itu bukan hanya melanggar hak konsumen tetapi juga mengancam keselamatan penerbangan di Indonesia," kata Tulus melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.

Tulus mengatakan beban pesawat seharusnya sudah bisa dihitung sejak awal oleh "load master" atau bahkan pilot sejak proses "check in". "Load master" yang menghitung berapa berat penumpang, bagasi, pengaturannya dan lain-lain.

Karena itu seharusnya tidak perlu terjadi, penumpang yang sudah "boarding" dan masuk ke dalam pesawat disuruh turun kembali dengan alasan pesawat dinyatakan kelebihan beban.

"Itu tindakan yang ngawur dan jelas mengancam dan membahayakan keselamatan penerbangan," ujarnya.

Kalau pun memang ada kelebihan beban, yang seharusnya diturunkan adalah bagasi kargo, bukan bagasi penumpang karena ada prosedur penumpang dan bawaannya di bagasi harus terbang dalam satu pesawat.

"Apalagi bagasi dari penumpang kategori 'connecting flight'. Kejadian ini menunjukkan petugas darat Wings Air selain ceroboh, teledor juga tidak profesional. Tidak ada praktik penerbangan yang seperti itu di dunia," katanya.

Sebelumnya, seorang penumpang Wings Air, anak perusahaan maskapai Lion Air, bernama Taufiq A memulai sebuah petisi daring di laman change.org pada Kamis (9/6).

Dalam petisi tersebut, Taufiq menceritakan pengalamannya saat menumpang pesawat Wings Air IW 1936 pada Rabu (8/6) dari Rote Ndao menuju Kupang.

Pada saat pesawat semua penumpang sudah masuk ke dalam pesawat, terdapat pengumuman bahwa pesawat kelebihan berat badan dan maskapai meminta kerelaan tiga penumpang untuk tidak ikut dalam penerbangan.

Namun, saat sudah ada tiga penumpang bersedia turun, pramugari mempersilakan mereka untuk duduk kembali.

Ternyata, untuk mengurangi beban pesawat, petugas menurunkan seluruh bawaan penumpang yang ada di bagasi. Penumpang baru mengetahui hal itu setelah pesawat mendarat di Bandara El Tari Kupang.

Yang membuat Taufiq dan penumpang lain tambah kesal, maskapai mempersilakan untuk mengambil barang-barang mereka pada keesokan harinya di Bandara El Tari.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement