Jumat 10 Jun 2016 22:39 WIB

Menhub Jelaskan Perkembangan Kesiapan Angkutan Lebaran

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan meresmikan penggunaan pelabuhan penyeberangan Amolengo (Konawe Selatan)-Labuan (Buton Utara) di dermaga penyeberangan Amolengo, Sabtu (20/2). (foto: dok. Kemenhub)
Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan meresmikan penggunaan pelabuhan penyeberangan Amolengo (Konawe Selatan)-Labuan (Buton Utara) di dermaga penyeberangan Amolengo, Sabtu (20/2). (foto: dok. Kemenhub)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menjelaskan perkembangan kesiapan angkutan moda lebaran. Jonan mengatakan kesiapan moda angkutan menghadapi mudik lebaran hampir rampung.

"Kalau operator, mereka persiapannya saya kira hampir selesai. Kalau yang kecil-kecil sambil jalan lagi dipersiapkan. Kalau misalnya kapal karena mulainya tanggal 18 Juni, mereka sudah siap," ujarnya usai buka puasa bersama di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (10/6).

Untuk sektor udara, pemeriksaan sudah mencapai 40 persen. Menurutnya, sebelum 24 Juni semestinya sudah selesai perbaikan. "Kenapa ini dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya supaya kalau yang kurang baik harus diperbaiki, kalau memang mau go, item ya harus diganti," katanya.

Sementara untuk sektor angkutan laut, Jonan menilai kesiapan sektor ini sudah mencapai separuh dari total keseluruhan.

"Jadi nanti tanggal 24 Juni, kalau pemeriksaan mestinya selesai. Kalau nanti sampai 24 Juni itu ada yang memang membahayakan keselamatan, sarananya enggak boleh jalan," tegasnya.

Persoalan terbesar, menurutnya ada di angkutan umum darat. Jonan mengungkapkan persiapannya belum mencapai 30 persen. Jonan juga sudah mengimbau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membuat otomatisasi gerbang tol.

"Jadi jangan pakai uang lagi, mau pakai kartu tempel boleh, debit card mestinya harus bisa, kalau mau lebih canggih pake HP yang ada nfc-nya bisa, begitu," ujarnya lagi.

Mengenai wacana pemberlakuan denda bagi pemudik yang berlama-lama di rest area, ia menilai rest area sebaiknya menerapkan sistem seperti parkir, di mana semakin lama pengendara memakirkan kendaraannya, maka tarif yang dibayarkan tentu semakin tinggi.

"Terobosan paling penting itu pemeriksaan sarana (transportasi umum). Saya mengimbau kalau mau mudik atau balik harus persiapkan diri, terutama yang menggunakan roda dua secara pribadi. Kalau ngantuk berhenti, jangan muatannya motor diisi empat orang. Lebih baik naik transportasi umum saja," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement