REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan, kegiatan safari Ramadhan 1437 Hijriah menjadi ajang mewujudkan harmonisasi di ibu kota Provinsi Maluku tersebut.
"Kegiatan Safari Ramadhan merupakan upaya meningkatan harmonisasi sosial semakin konkrit, sehingga upaya menjadikan Ambon laboratorium kerukunan umat beragama di Maluku dapat terwujud," kata Wali Kota saat safari Ramadhan di Ambon, Jumat (10/9).
Ia mengatakan, safari Ramadhan merupakan komitmen pemerintah untuk menyikapi kerukunan agama di Provinsi Maluku, khususnya kota Ambon. "Kita berharap ibadah yang dilakukan memiliki nilai, karena di siang hari kita menahan haus lapar dan emosi, serta malam hari kita melakukan ibadah tarawih dan sunnah lainnya," katanya.
Kegiatan ini, kata Richard, merupakan bentuk silaturrahmi pemerintah dengan warga kota. Kegiatan tersebut didasari atas kesadaran menciptakan suasana silaturrahim, persaudaraan, damai, dan berkah yang dimaknai dalam bulan suci.
"Kita berharap kegiatan yang kita lakukan secara bersama akan berdampak bagi peningkatan hubungan persaudaraan satu dengan lainnya, yang bermuara pada kesejahteraan seluruh masyarakat Kota Ambon," ujarnya.
Rektor IAIN Ambon, Hasbullah Toisutta dalam tausiahnya mengatakan, ibadah puasa merupakan proses ujian serta pembelajaran umat untuk sadar melakukan hal yang baik. "Puasa membawa berkah bagi kita semua sehingga harus dilewati sebagai sebuah ujian agar kita dibersihkan dari dosa serta mendekatkan diri dengan Allah SWT," katanya.
Ia menjelaskan, puasa juga merupakan upaya refleksi dan evaluasi diri berbagai masalah yang akhir-akhir ini terjadi di masyarakat. Percabulan, pemerkosaan, narkoba dan penyakit masyarakat lainnya mengajarkan umat untuk melakukan evaluasi bersama.
"Sikap saling menolong dan menghargai telah dicontohkan Nabi Muhammad, karena itu toleransi beragama harus terus kita tanamkan dalam diri kita dan diteruskan kepada anak cucu kita sebagai generasi penerus bangsa," ujarnya.