Sabtu 11 Jun 2016 22:17 WIB

PLN Hemat Biaya Pemeliharaan Hingga Rp 60 Miliar dengan Cara Ini

Direktur Utama PLN Sofyan Basir bersama sejumlah pejabat negara termasuk presiden Joko Widodo di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran Bali
Foto: PLN
Direktur Utama PLN Sofyan Basir bersama sejumlah pejabat negara termasuk presiden Joko Widodo di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran Bali

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- PLN mampu menghemat biaya pemeliharaan hingga Rp 60 miliar per tahun. Hal ini dilakukan melalui penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran Bali dengan menggunakan pasokan Mini Gas LNG (Liquid Natural Gas).

“PLN akan terus mendukung program pemerintah pada bidang lingkungan dan energi baru terbarukan. Ini dibuktikan dengan manfaat lainnya yang ditemukan dalam penggunaan Mini LNG untuk PLTDG Pesanggaran 200 MW yang mampu menghemat biaya pemeliharaan hingga Rp 60 miliar per tahun,” ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basir.

PLTDG Pesanggaran terdiri dari empat blok yang masing-masing blok memiliki tiga unit mesin, didesain menggunakan tiga jenis bahan bakar yaitu HSD (High Speed Diesel), MFO (Marine Fuel Oil), dan Gas. PLTDG yang dikerjakan oleh Consortium Wartsila – PT PP (Persero) ini sudah memulai awal operasi pada 4 April 2015 untuk blok 1 dan beroperasi penuh semua Blok pada 5 Juni 2015.

Dengan adanya pasokan gas dari mini LNG yang dilakukan perdana pada Selasa (7/6), bahan bakar utama pembangkit adalah gas. Sedangkan HSD dan MFO hanya digunakan sebagai cadangan. Pengunaan LNG dapat menggantikan pemakaian BBM sampai dengan 323 juta liter per tahun. Hal ini tentu saja sejalan dengan program pemerintah dalam mengurangi subsidi BBM.

Peremajaan PLTD Gas 200 MW Pesanggaran ini merupakan program strategis dalam kelistrikan di Pulau Bali. Program ini terwujud melalui sinergi BUMN dan dukungan dari Pemerintah Propinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar hingga masyarakat Bali khususnya masyarakat Banjar Pesanggaran.

Kondisi sistem kelistrikan di Bali saat ini surplus sekitar 470 MW dimana Daya Mampu Pasok sekitar 1.300 MW dengan Beban Puncak sekitar 830 MW, melayani sekitar 1.2 juta pelanggan, dengan Rasio Elektrifikasi per April 2016 sebesar 90,2 persen dan target sebesar 92 persen pada akhir tahun 2016 dan target sebesar 99.9 persen pada tahun 2020.

Dengan asumsi pertumbuhan beban sekitar 12 persen per tahun diperikrakan Beban Puncak pada tahun 2019 mencapai 1.350 MW. Oleh karena itu, saat ini PLN sudah mulai rencana pembangunan SUTET 500 kV Jawa Bali Crossing (2 sirkuit) yang diperkirakan beroperasi tahun 2019/2020 dengan kapasitas maximum 2.500 MW. Dengan kondisi sistem kelistrikan tersebut, kami menjaga Bali sebagai destinasi wisata internasional dengan pelayanan dan keandalan pasokan listrik yang prima.

Saat ini pasokan listrik di Bali berasal dari Pembangkit PLTG Gilimanuk 130 MW, Pembangkit Pemaron 80 MW, PLTU Celukan Bawang 380 MW dan Kabel Laut Jawa Bali 340 MW. Dengan adanya PLTDG Pesanggaran yang dipasok dari mini LNG, maka dipastikan dapat meningkatkan keandalan pasokan listrik pada sistem kelistrikan Jawa-Bali dan yang utama adalah penggunaan energi yang lebih bersih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement