Ahad 12 Jun 2016 17:36 WIB

Mangkirnya Saksi-Saksi Nurhadi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi (kiri) berjalan menuju kendaraannya usai menjalani pemeriksaan selama sepuluh jam di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/6). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi (kiri) berjalan menuju kendaraannya usai menjalani pemeriksaan selama sepuluh jam di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/6). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusutan kasus dugaan dugaan suap penanganan perkara pada Pengadilan Jakarta Pusat oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seperti menemui jalan berliku. Terutama yang memiliki kaitan dengan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi.

Meksi pemeriksaan terhadap Nurhadi telah beberapa kali dilakukan, namun penyidik KPK harus menghadapi kenyataan mangkirnya saksi-saksi yang dinilai penting untuk mengungkap keterlibatan Nurhadi. Sebut saja sopir dinasnya, Royani yang hingga kini tak diketahui keberadaannya. Begitu pula empat ajudan Nurhadi yang tak memenuhi panggilan KPK karena menjalani dinas operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah.

"Kalau saya melihatnya memang ada permasalahan, karena saksi-saksi yang di sekitar NHD seolah-olah sulit untuk dipanggil," kata Peneliti dari Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (Mappi) Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Dio Ashar Wicaksana , Ahad (12/6).

Ia pun menduga mangkirnya saksi ini lantaran disembunyikan oleh pihak yang berkepentingan.

"Kami curiga ada oknum yang berkepentingan, tapi tidak tahu motifnya kenapa, karena sampai sulit dilacak, pasti ada bantuan untuk mengamankan mereka," kata Dio.

Wakil Ketua KPK, Laode M Syarief pada Jumat (10/6) mengatakan masih mencari keberadaan Royani. Syarif menyebut Royani kerap berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun, ia memastikan keberadaan mantan pegawai MA tersebut masih di Indonesia.

"Kita masih terus cari. Masih ada di Indonesia tapi dia move around dia selalu berubah-ubah tempat," kata Syarif.

Karena itu, KPK akan melakukan berbagai langkah untuk menemukan Royani. Meski mengaku tidak mengalami kesulitan, namun KPK sudah meminta bantuan Mabes Polri‎.

"Kita juga meminta bantuan Mabes Polri. Didoakan saja," ucap Syarief.

Sementara terkait empat anggota kepolisian yang sebelumnya menjadi ajudan Nurhadi, Syarif mengatakan KPK sudah melayangkan surat ke Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti agar keempatnya dihadirkan.

"Kami sudah kirim surat ke Kapolri‎. Akan dikoordinasikan dalam waktu dekat ini," ujar Syarief.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement