Ahad 12 Jun 2016 19:09 WIB

Dompet Dhuafa Tanam ‎1.000 Bibit Mangrove untuk Cegah Abrasi

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Karta Raharja Ucu
Mangrove
Foto: antara
Mangrove

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Semesta Hijau Dompet Dhuafa melalui program "Ramadhan Menanam" melakukan penanaman 1.000 bibit mangrove di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini merupakan salah satu tindak lanjut dari diskusi publik dalam rangka memperingati World Environment Day bertajuk Mewujudkan Kawasan Pesisir Untuk Kehidupan yang Lebih Baik.

Program "Ramadhan Menanam" ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan kawasan pesisir pantai. Hal ini mengingat kawasan pesisir merupakan wilayah yang paling rentan terkena abrasi akibat air laut.

Kondisi tersebut diperparah dengan adanya alih fungsi hutan mangrove yang menjadi lahan pemukiman, pelabuhan, lokasi wisata karena direklamasi dan sebagian menjadi tempat peternakan ikan. Apabila dibiarkan terus menerus lambat laun akan mengikis kawasan tersebut.

Perbaikan daerah atau hutan mangrove menjadi suatu keharusan agar ekologis hutan mangrove bisa kembali pulih. Hal ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya untuk perbaikan ekonomi dalam jangka panjang.

Kegiatan "Ramadhan Menanam" tahun ini diikuti kurang lebih 70 peserta yang terdiri dari warga masyarakat, Karang Taruna dan aparat Desa Ketapang serta relawan. Menurut Direktur DMC Dompet Dhuafa Syamsul Ardiansyah, terpilihnya lokasi di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, karena daerah pesisir di Desa Ketapang mengalami dampak abrasi yang cukup parah. Baik karena gelombang maupun karena eksploitasi besar-besaran pasir pantai untuk reklamasi pantai beberapa tahun lalu.

 

"Harapan dengan penanaman 1.000 bibit mangrove dapat mengembalikan kehidupan warga pesisir di Desa Ketapang, serta berlanjutnya program pemberdayaan bagi warga pesisir," kata Syamsul dalam keterangan persnya, Ahad (12/6).

Sekretaris Desa Ketapang Wawan Surayu mengatakan wilayah pesisir Desa Ketapang dari tahun ke tahun mengalami pengikisan akibat abrasi. Hal ini diperparah dengan adanya tambang pasir di sekitar lokasi tersebut. Ini menjadi berkah dari masyarakat di Desa Ketapang.

"Semoga dari aksi ini dapat menjadi penyelamat kawasan pantai di Ketapang yang sejak tahun 1990-2004 rusak karena pengerukan pasir pantai. Sekitar 50-60 hektare lahan sekitar pantai hilang," ujar Wawan.

Sebelum masa tersebut, banyak yang mengatakan kawasan ini jauh lebih bagus daripada Anyer. Wawan berharap semoga secara bertahap dapat mengembalikan kawasan pantai di Ketapang seperti semula.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement