REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR – Para penjual ifthar (makanan buka puasa) di wilayah Monang Maning, Denpasar, mengeluh. Hal itu disebabkan sepinya pembeli sejak empat hari terakhir. “Jumlah pembelinya melorot, sampai 70 persen,” kata Inayah, pada Republika, Ahad (12/6).
Penjual kolak dan kue basah itu mengatakan, pembeli ramai berbelanja hanya pada tiga hari pertama puasa Ramadhan. Setelah itu sebutnya, pembelinya menghilang.
Dari pemantauan Republika, pada Ahad malam masih banyak pedagang yang menunggui lapaknya. Jajanan ifthar dagangannya masih penuh di atas meja tempat berjualan.
“Begini ini sudah keadaannya. Untungnya kami hanya menjual barang titipan, kalau tidak laku, sisanya dikembalikan,” kata Minarti menerangkan.
Kondisi yang dialami Bu Gatot lebih memprihatinkan, karena tidak ada pemasok yang menitipkan dagangan lagi. Dia baru berjualan di hari keempat puasa dan keadaannya sepi, sehingga banyak kue yang tersisa.
“Tak ada yang menitipkan dagangan lagi ke saya, karena pembuat kue juga keberatan kalau dagangannya tidak laku,” kata Bu Gatot.
Prmbuat kue, Warsidi mengaku mengurangi membuat kue makanan untuk buka puasa, lantaran banyak dagangan yang tersisa. “Daripada merugi terus, mendingan produksinya dikurangi,” katanya menjelaskan.