REPUBLIKA.CO.ID, ORLANDO -- Juru bicara FBI mengatakan mereka telah dua kali melakukan interogasi terhadap pelaku penembakan di Orlando, Omar Mateen, pada 2013 dan 2014. Namun saat itu tak ada bukti cukup yang mencurigakan sehingga penyelidikan FBI ditutup.
Agen federal mengatakan Mateen pertama kali diinterogasi pada 2013, setelah ia menyampaikan pernyataan provokasi kepada rekannya terkait hubungan dengan terorisme. Agen khusus FBI Ron Hopper mengatakan, FBI menyelidikinya secara menyeluruh termasuk mewawancarai saksi dan melakukan pengawasan fisik.
"Pada akhirnya kami tak dapat memverifikasi substansi komentarnya dan investigasi ditutup," kata Hopper seperti dilansir Daily Mail, Senin (13/6).
Pada 2014, Mateen kembali menarik perhatian FBI. Agen FBI kemudian menginterogasinya lagi mengenai kemungkinan potensial hubungannya dengan pelaku pengebom bunuh diri Moner Abu Salha yang tinggal 30 menit dari Vero Beach, Florida.
"Kami menemukan kontak yang sangat minim dan tak ada hubungan substantif atau ancaman pada waktu itu," kata Hopper.
FBI mengatakan penembakan massal pada Ahad sedang diselidiki apakah merupakan kegiatan terorisme. FBI juga menyelidiki apakah ini merupakan aksi teror domestik atau internasional dan apakah Mateen merupakan penyerang tunggal.
FBI percaya Mateen memiliki kecenderungan dengan teroris militan radikal. Namun ayah Mateen mengatakan kepada NBC News, aksi anaknya tak ada kaitannya dengan agama. Ayah Mateen menyebut anaknya marah saat melihat dua pria berciuman di Miami beberapa bulan lalu.
"Ini tidak ada hubungannya dengan agama. Kami katakan kami meminta maaf untuk semua kejadian ini. Kami tidak menyadari tindakan yang dia ambil. Kami kaget seperti seluruh negara ini," ujarnya.