Senin 13 Jun 2016 17:22 WIB

Mabes Polri: Banyak Cara untuk Mendisiplinkan Murid

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
 Siswa SMA.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Siswa SMA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Brigjen Agus Rianto mengatakan banyak cara untuk mendisiplinkan murid tanpa harus melakukan tindak kekerasan. Tanpa harus melakukan tindak kekerasan kata dia guru bisa saja membuat murid jera.

"Banyak cara untuk bisa memberikan pemahaman pada murid supaya jangan melakukan pelanggaran. Kalau tidak mengerjakan PR disuruh bikin jawaban PR satu buku ditungguin misalnya nah itukan bikin kapok. Kalau dipukul kan sakit," ujar Agus di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (13/6).

Agus memaparkan apabila diberikan hukuman fisik kata dia banyak resikonya. Misalnya guru yang tidak tahu latar belakang riwayat penyakit siswa bisa saja hal-hal buruk terjadi meski pun misalnya hukuman hanya berdiri depan kelas.

"Kalau sampai anak itu pingsan nah kan masalah. Kita tidak bisa hukum serta merta begitu saja, kan kita harus tahu juga kondisi anak itu punya riwayat sakit apa sebelumnya. Punya maag enggak, epilepsi enggak, atau jantung. Nah kalau dia sakit jantung kita tidak tahu dibentak tiba-tiba kolaps dia," ujar Agus.

Menurut Agus ketegasan guru bukan dilihat dari seberapa dia keras dalam memberikan hukuman kepada muridnya. Dia akan lebih baik apabila guru tersebut sebelumnya membuat aturan atau kesepakatan di awal pertemuan dengan murid terkait aturan dan sanksi apabila murid tersebut melanggar.

"Laksanakan saja tugas sesuai dengan porsinya. Kan ada kurikulum ada panduan kerjakan itu, atau buatlah SOP misalnya murid tidak mengerjakan PR apa sanksinya di awal bikin kesepakatan bersama, engga perlu pakai kekerasan," kata dia.

Terakhir Agus juga menambahkan saat ini sudah berbeda zaman. Tidak bisa kata dia pendidikan dan cara mengajar zaman dulu disama kan dengan kondisi saat ini. "Kan sekarang zaman memang ya sudah tidak bisa lagi memberikan tindakan dengan kekerasan. Dulu mungkin bisa teriak dengan keras 'Oy kalian semua!' Dulu mungkin masih bisa tapi kan sekarang engga bisa seperti itu," paparnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement