REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengumpulkan sekitar 100 pimpinan perusahaan otobus (PO) jelang masa operasi angkutan lebaran 2016. Ia mengaku kaget dengan laporan Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto Iskandar dan Kepala BPTJ Elly Adriani Sinaga saat melakukan tinjauan ke Bandung beberapa waktu lalu.
"Laporannya, di pool Primajasa Bandung itu kira-kira 20 persen saja yang dianggap laik. Kalau saya sangat kaget sekali loh," ujarnya saat memberikan pengarahan jelang masa operasi angkutan lebaran di Kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (13/6).
Saat operasi Lebaran tahun lalu, ia juga memeriksa sendiri kondisi Terminal Terboyo, Semarang, di mana kdari tiga bus yang diperiksa, dua diantaranya tidak laik jalan. Ia memberi dua pilihan kepada para pimpinan PO, yakni melakukan perbaikan atau mengubah peraturan yang ada.
Para pimpinan PO sepakat memilih opsi pertama. Jonan mengatakan, mengingat mepetnya waktu masa operasi angkutan Lebaran, ia meminta para pimpinan PO untuk fokus saja pada aspek-aspek yang memengaruhi keselamatan.
"Yang memengaruhi keselamatan saja dulu yang dipenuhi. Tutup pentil, kotak PPPK mustinya gampang. Lalu, rem tangan harus ada. Kalau kaca pecah, ditambal dululah. Tapi spidometer dan rem tangan harus ada," ungkapnya.
Apabila kaca depan mengalami keretakan, ia meminta untuk segera diganti begitu sampai tujuan. Hal ini ia tegaskan demi mewujudkan target nol kecelakaan pada angkutan penumpang saat masa operasi Lebaran 2016.