Selasa 14 Jun 2016 00:10 WIB

PLN Bangun Sutet Melintasi 14 Kabupaten dan Kota

Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET)
Foto: Antara
Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT PLN (Persero) berencana membangun saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kilovolt sebanyak 1.055 menara yang melintasi 14 kabupaten/kota di Jawa Tengah guna pendistribusian energi agar bisa memenuhi kebutuhan listrik di masyarakat.

"Ke-14 kabupaten/kota itu terbagi dalam jalur transmisi Ungaran-Mandirancang yang melintasi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, dan Tegal serta jalur transmisi Tanjungjati-Pedan yang melintasi Kabupaten Brebes, Jepara, Pati, Kudus, Demak, Grobogan, dan Semarang," kata General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan XVI Amihwanuddin di Semarang, Senin (13/6).

Hal tersebut disampaikan Amihwanuddin saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di ruang kerja gubernur.

Ia menjelaskan bahwa keberadaan SUTET dari Tanjung Jati (Ungaran) menuju Cibatu (Indramayu, Jawa Barat) sepanjang 660 kilometer mendesak untuk dibangun guna pendistribusian daya listrik interkoneksi Jawa-Bali bagian tengah.

"Melalui SUTET ini nantinya seluruh pembangkit listrik berdaya ribuan mega watt yang dihasilkan dari PLTU Batang (sedang dalam tahap pembangunan) dan PLTU Adipala Cilacap akan disalurkan ke masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, saat ini rencana pembangunan SUTET dengan anggaran Rp 10 triliun masih memasuki tahap penentuan lokasi. "Kalau proyek ini tidak selesai, maka bisa dipastikan beberapa tahun mendatang di Jawa tidak akan berkembang distribusinya, apalagi, dari target (produksi daya listrik) 35 ribu megawatt (MW), ada 7.200 MW yang akan diselesaikan pada 2019," katanya.

Untuk pembangunan satu menara, kata dia, dibutuhkan lahan berukuran 40x40 meter dan sekarang sedang dilakukan identifikasi pemilik lahan. "Selain pembebasan lahan untuk pembangunan menara SUTET, kami juga akan memberikan kompensasi terhadap lahan dan ganti untung tanaman yang dilalui SUTET," ujarnya.

Ia mengharapkan proses pembebasan selesai pada Desember 2016 sehingga pekerjaan konstruksi dapat dimulai pada Januari 2017 dan ditargetkan selesai pada Desember 2019.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement