REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penembakan yang menewaskan 50 orang disebuah kelab gay di Orlando, Florida, Amerika Serikat disebut-sebut sebagai pembantaian paling mengerikan dalam sejarah Amerika Serikat. Teror ini pun dikhawatirkan bisa ditiru dan terjadi di pusat-pusat lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di negara-negara Barat lainnya.
Kewaspadaan juga meningkat di kelab gay di Kota London. Pasalnya, aktivitas di kelab tersebut tampak sepi dari pelanggan. Orang-orang menghindari kelab gay setelah mereka mengetahui peristiwa penembakan di Orlando.
Pemilik empat kelab gay di Inggris, Jeremy Joseph, mengaku sudah berbicara dan menyampaikan ini kepada kepolisian. Namun, yang menjadi kendala adalah para teroris ini melakukan aksinya sendirian.
"Ada kekhawatiran sekarang bahwa gaya teror ini akan ditiru. Apa yang mereka coba lakukan adalah membuat sebanyak-banyaknya kehancuran dan mengambil korban nyawa mungkin," ungkap Jeremy dilansir BBC, Senin (13/6).
Menurut Jeremy, pihaknya telah meningkatkan kewaspadaan sejak peristiwa serangan Paris pada akhir 2015 lalu. Ia juga mengikuti semua saran yang disampaikan pihak kepolisian.