Selasa 14 Jun 2016 13:44 WIB

Pilotnya Bergurau Soal Kecelakaan Yingluck, Nok Air Minta Maaf

Rep: Gita Amanda/Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra.
Foto: AP/Manish Swarup
Mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sebuah maskapai Thailand, Nok Air, meminta maaf setelah salah satu pilotnya bercanda dengan teman-temannya mengenai kecelakaan pesawat di mana terdapat mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra di dalamnya. Nok Air pun mengatakan akan menyelidiki hal ini.

Sebelumnya sebuah screenshot dari aplikasi pesan Line beredar di media sosial. Dalam pesan tersebut tertulis salah satu akun menuliskan kata-kata, "kita punya mangsa di pesawat", merujuk pada foto Yingluck yang sedang menuju pesawat.

Menanggapi itu unggahan lain menuliskan kata-kata, "ambil dia". Lalu pilot pesawat menanggapi dengan berkomentar "CFIT".

CFIT mengacu pada Controlled Flight Into Terrain, merupakan istilah teknis yang biasa digunakan untuk menabrakkan pesawat ke tanah, air atau hambatan lain di bawah kendali pilot.

Dilansir Asian Correspondent, pesan itu dilihat oleh keponakan Yingluck, Chayika Wongnapachan yang juga berada dalam penerbangan. Ia mengatakan mungkin hal itu hanya gurauan, tapi ia sedih dan tak berharap itu terjadi.

Direktur Eksekutif Nok Air Patee Sarasin menanggapi kritikan ini di akun Twitter. Ia mengatakan perilaku semacam ini tak dapat ditoleransi.

Sarasin menambahkan secara pribadi telah menghubungi dan meminta maaf kepada Yingluck. Menurut Bangkok Post, Sarasin mengatakan karyawan pada dasarnya berhak mengungkapkan pendapat pribadi mereka, tapi harus menghindari hal yang berhubungan dengan politik saat bertugas.

Yingluck juga menanggapi insiden itu di laman Facebooknya. Ia berterima kasih kepada Sarasin yang menyelidiki masalah ini dan memastikan dia dan penumpang lain mendapat perjalanan yang aman.

"Tapi saya ingin kasus ini menjadi contoh bagi para profesional untuk tak melibatkan pendapat pribadi mereka di tempat kerja, terutama ketika itu melibatkan saya dan keselamatan penumpang lain, yang menjadi jantung dari bisnis ini," kata Yingluck.

Yingluck pun berharap kejadian serupa tak terjadi lagi pada dirinya maupun penumpang lain. Sebab menurutnya maskapai akan mendapat kepercayaan dengan layanan yang profesional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement