Selasa 14 Jun 2016 16:51 WIB

PBB Khawatirkan Kekejaman Israel Terhadap Palestina

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Aksi tentara Israel yang menembak ke kepala seorang Palestina yang direkam Emad Abu Shamsiyeh
Foto: Al Jazeera
Aksi tentara Israel yang menembak ke kepala seorang Palestina yang direkam Emad Abu Shamsiyeh

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB melaporkan tahun 2015 sebagai tahun dengan jumlah kematian dan korban luka tertinggi terhadap warga Palestina dalam satu dekade. Mereka tewas di tangan pasukan Israel.

Korban Israel, termasuk tentara, warga sipil dan pemukim, juga masuk kategori jumlah tertinggi. Laporan berjudul Fragmented lives: Humanitarian overview 2015 ini merupakan laporan tahunan oleh UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA) di wilayah okupasi sejak 2011.

Laporan berisi ringkasan penyebab kerentanan kemanusiaan di wilayah terjajah Palestina per tahun. 2015 menjadi puncak reaksi terhadap penjajahan Israel. Laporan menyebut okupasi Israel menjadi pemicu utama butuhnya aktivitas kemanusiaan di wilayah Pelestina.

Tahun ini, warga Palestina memasuki 50 tahun di bawah okupasi Israel. "Fragmented Lives menunjukan dampak jelas kerusakan di situasi saat ini, umumnya 4,8 juta warga Palestina semakin rentan dilanggar hak kemanusiaannya," kata Kepala UNOCHA, David Carden.

Menurutnya, butuh pergeseran fundamental untuk mencapai tujuan perdamaian, lebih menghormati hukum internasional dan ada langkah konkrit untuk menghukum pelanggar. PBB menyebut 146 warga Palestina dan 25 warga Israel tewas karena kebijakan terkait okupasi Israel.

Kuartal terakhir 2015 dipenuhi serangan tunggal yang sebagian besar dilakukan oleh anak muda. Sehingga jumlah korban semakin tinggi. Sebagian besar tewas di Tepi Barat.

Insiden-insiden ini meningkatkan kekhawatiran PBB. Pasalnya Israel meningkatkan upaya menghukum yang berlebihan dan mengancam nyawa. Hukuman berisiko memicu bentrokan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement